Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Ancam Tarif 200 Persen untuk Sampanye Prancis dan Minuman Eropa

ilustrasi minuman beralkohol (pexels.com/Chrish F)
ilustrasi minuman beralkohol (pexels.com/Chrish F)
Intinya sih...
  • Presiden AS ancam berlakukan tarif 200% pada sampanye Prancis dan alkohol UE sebagai respons terhadap tarif 50% pada bourbon whiskey AS oleh UE.
  • Ketegangan perdagangan bermula dari UE mengaktifkan kembali tarif pada produk AS, termasuk whiskey, sebagai respons senilai 26 miliar euro.
  • Ancaman tarif memengaruhi saham perusahaan minuman Eropa dan AS, investor khawatir akan dampaknya terhadap ekspor dan stabilitas industri global.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengancam akan memberlakukan tarif sebesar 200 persen terhadap sampanye Prancis dan minuman beralkohol lain dari Uni Eropa (UE). Ancaman ini muncul sebagai respons terhadap keputusan UE yang akan menerapkan tarif 50 persen pada bourbon whiskey asal AS mulai 1 April mendatang.

Trump menyampaikan pernyataan ini melalui platform Truth Social pada Kamis (13/3/2025), menuduh UE sebagai pihak yang “hostil” dan kerap menyalahgunakan kebijakan perdagangan terhadap AS.

“Jika tarif ini tidak segera dicabut, AS akan menerapkan tarif 200 persen terhadap semua anggur, sampanye, dan produk alkohol dari Prancis serta negara-negara Uni Eropa lainnya,” tulis Trump.

1. Balasan UE atas tarif AS

Bendera Uni Eropa (pexels.com/Marco)
Bendera Uni Eropa (pexels.com/Marco)

Ketegangan perdagangan ini bermula dari keputusan UE untuk mengaktifkan kembali tarif pada berbagai produk AS, termasuk whiskey. Langkah ini diambil sebagai bagian dari respons senilai 26 miliar euro (sekitar Rp463 triliun) terhadap kebijakan tarif baja dan aluminium yang sebelumnya diterapkan AS.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menegaskan bahwa tindakan ini bertujuan untuk melindungi konsumen dan bisnis di Eropa. “Langkah yang kami ambil kuat, tetapi tetap proporsional,” ujarnya, dikutip dari CNBC Internasional.

Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, dalam wawancara dengan Bloomberg Television, menyebut bahwa Trump merasa sangat terganggu dengan kebijakan UE tersebut. Washington juga berencana mengumumkan putaran tarif balasan baru pada April, yang diperkirakan akan berdampak lebih luas terhadap negara-negara Eropa.

2. Dampak tarif pada pasar saham dan industri minuman

ilustrasi pergerakan harga saham (pexels.com/Anna Tarazevich)
ilustrasi pergerakan harga saham (pexels.com/Anna Tarazevich)

Ancaman tarif dari Trump langsung memengaruhi saham perusahaan minuman beralkohol di Eropa. Saham LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton, perusahaan mewah terbesar di dunia, turun selama sembilan hari berturut-turut dan telah merosot 14 persen sejak akhir Februari. Remy Cointreau dan Pernod Ricard juga mengalami penurunan masing-masing 11 persen dan 6 persen dalam beberapa hari terakhir.

Di sisi lain, saham produsen alkohol AS seperti Brown-Forman, perusahaan induk Jack Daniel’s, juga ikut terpukul, turun lebih dari 7 persen dalam sepekan terakhir. Investor khawatir bahwa perang tarif ini akan semakin menghambat ekspor dan mengganggu stabilitas industri minuman keras global.

3. Perang dagang berisiko bagi ekonomi global

ilustrasi indeks pasar saham (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi indeks pasar saham (pexels.com/Kindel Media)

Langkah Trump dalam meningkatkan ketegangan dagang dinilai berisiko bagi ekonomi global. Sejumlah ekonom menilai bahwa kebijakan tarif yang agresif bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi AS dan dunia.

Trump sendiri mengakui bahwa kebijakan ini bisa menyebabkan “periode transisi” yang sulit bagi dunia usaha. Namun, ia tetap berpegang pada keyakinan bahwa tarif tinggi akan membawa lebih banyak produksi kembali ke AS.

Dikutip dari The Guardian, pasar saham Eropa juga bereaksi negatif terhadap eskalasi ini. Indeks CAC 40 Prancis turun 0,3 persen, sementara indeks DAX Jerman merosot 0,6 persen.

Dengan rencana pemberlakuan tarif baru oleh kedua belah pihak pada April mendatang, ketegangan perdagangan antara AS dan UE berpotensi semakin meningkat, membawa dampak lebih luas pada ekonomi global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us