Trump Desak Walmart Tak Bebankan Tarif ke Konsumen

- Presiden AS, Donald Trump, kritik Walmart atas kenaikan harga akibat tarif impor China yang dipindahkan ke pelanggan.
- Walmart prediksi kenaikan harga barang dalam waktu dekat meski tarif impor dari China sudah dilonggarkan.
Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu (18/5/2025) melontarkan kritik pedas kepada Walmart setelah perusahaan itu menaikkan harga barang akibat tarif impor. Melalui unggahannya di Truth Social, Trump menyebut raksasa ritel itu seharusnya tidak membebankan tarif kepada pelanggan.
Dia juga menyindir keuntungan besar Walmart tahun lalu yang dinilai cukup untuk menutupi beban tarif.
“Walmart seharusnya BERHENTI menyalahkan Tarif sebagai alasan menaikkan harga di seluruh jaringan,” tulis Trump.
“Walmart menghasilkan MILIARAN DOLAR tahun lalu, jauh lebih besar dari perkiraan. Antara Walmart dan China mereka harus, seperti yang dikatakan, ‘MENANGGUNG TARIF ITU,’ dan tidak membebankan apa pun kepada pelanggan setia. Saya akan mengawasi, dan pelanggan kalian juga!!!” tulis Trump, dikutip dari The Hill, Minggu (18/5/2025).
Pernyataan Trump muncul hanya beberapa hari setelah pemerintahannya menurunkan tarif terhadap produk China dari 145 persen menjadi 30 persen untuk sementara waktu.
1. Walmart prediksi lonjakan harga barang kebutuhan sehari-hari
Walmart memperkirakan kenaikan harga akan terjadi dalam waktu dekat untuk berbagai barang, mulai dari buah-buahan hingga kursi mobil anak. Kenaikan ini terjadi meski tarif terhadap China sudah dilonggarkan. Menurut laporan CBS News, harga-harga baru diprediksi mulai berlaku akhir bulan ini.
Chief Financial Officer Walmart, John David Rainey menjelaskan, perusahaan menghadapi situasi yang belum pernah dialami sebelumnya. Ia menyebut, lonjakan harga yang datang begitu cepat membuat situasi makin rumit. Salah satu contohnya adalah kursi mobil bayi buatan China yang diperkirakan akan naik harga dari 350 dolar AS menjadi 450 dolar AS, atau naik sekitar 29 persen.
Rainey mengatakan, pihaknya akan menyerap sebagian dari beban tarif demi menjaga harga tetap bersaing. Ia juga berharap para pemasok ikut menanggung sebagian biaya tersebut.
2. Walmart tegaskan tetap usahakan harga tetap rendah

Walmart menyampaikan tanggapan langsung terhadap kritik Presiden Trump dengan menekankan komitmennya menjaga harga tetap terjangkau. Pernyataan itu dirilis pada Sabtu, sebagai respons atas unggahan Trump sebelumnya. Pihak perusahaan menekankan bahwa mereka telah berusaha semaksimal mungkin menjaga harga tetap rendah meski margin keuntungan sangat tipis.
“Kami selalu berusaha menjaga harga kami serendah mungkin dan kami tidak akan berhenti,” ujar Walmart dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNBC Internasional, Minggu (18/5/2025).
“Kami akan menjaga harga serendah mungkin selama kami bisa mengingat kenyataan margin ritel yang kecil,” lanjutnya.
CEO Walmart, Doug McMillon, dalam panggilan kinerja pada Kamis lalu juga mengungkapkan kekhawatiran yang sama. Ia menyebut perusahaan tidak mampu menanggung seluruh tekanan akibat tarif. Sementara itu, laporan laba perusahaan menunjukkan penurunan pada kuartal pertama, dari 5,10 miliar dolar AS menjadi 4,45 miliar dolar AS.
3. Perusahaan lain ikut tertekan, dampak tarif makin meluas

Walmart bukan satu-satunya perusahaan yang tertekan akibat kebijakan tarif Trump. Sejumlah raksasa lain, seperti Microsoft, Mattel, dan Ford, juga telah menaikkan harga atau memberi peringatan bahwa kenaikan harga tidak bisa dihindari. Mattel bahkan memindahkan sebagian produksi dari China, tapi tetap memperkirakan harga mainannya akan naik.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Target, Home Depot, dan Lowe’s dijadwalkan merilis proyeksi dampak tarif dalam laporan kinerja mereka minggu depan. Di sisi lain, para ahli memperingatkan bahwa tekanan ekonomi ini berisiko membebani konsumen Amerika Serikat dalam jangka panjang.
Tarif impor universal sebesar 10 persen tetap diberlakukan untuk banyak negara. Pemerintahan Trump berjanji akan menyelesaikan sejumlah kesepakatan dagang dalam beberapa minggu ke depan. Namun, tarif tetap dijadikan sumber pendapatan utama, termasuk untuk produk-produk seperti baja, aluminium, mobil, dan bahkan obat-obatan.