Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Dampak Inflasi terhadap Nilai Investasimu

ilustrasi investasi (pexels.com/AlphaTradeZone)
ilustrasi investasi (pexels.com/AlphaTradeZone)

Inflasi merupakan kondisi pada saat harga-harga barang dan juga jasa secara umum mengalami kenaikan untuk periode tertentu, sehingga pada akhirnya mengurangi daya beli uang. Pada saat inflasi terjadi dan terus meningkat tanpa diimbangi dengan pertumbuhan pendapatan atau nilai investasi milikmu, maka kekayaan pun akan secara perlahan tergerus tanpa disadari.

Bagi para investor tentu memahami dampak inflasi terhadap portofolio investasi merupakan hal yang sangat penting agar bisa segera mengambil langkah strategi. Oleh sebab itu, perhatikan beberapa dampak berikut ini dari inflasi yang akan memengaruhi nilai investasimu untuk jangka panjang.

1. Menurunkan nilai riil investasi

ilustrasi trading (unsplash.com/Behnam Norouzi)
ilustrasi trading (unsplash.com/Behnam Norouzi)

Inflasi secara langsung akan menurunkan daya beli uang, sehingga artinya nilai riill dari hasil investasi juga akan ikut tergerus apabila tidak melebihi laju inflasi tersebut. Contohnya jika kamu memperoleh imbal hasil 5 persen dari investasi, namun jika inflasinya mencapai 6 persen maka kamu akan mengalami kerugian riil sebanyak 1 persen.

Kondisi yang satu ini tentu merupakan hal yang krusial untuk para investor konservatif yang memang hanya mengandalkan pada tabungan atau deposito dengan bunga tetap. Tanpa adanya penyesuaian strategi yang memadai, maka nilai uang di masa depan akan jauh mengalami penurunan atau bahkan lebih rendah jika dibandingkan saat ini.

2. Menyebabkan volatilitas pasar

ilustrasi investasi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi investasi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Tingkat inflasi yang tinggi atau tidak stabil sering kali akan memicu adanya ketidakpastian di pasar keuangan. Para investor akan cenderung menjadi lebih berhati-hati dan harga aset pun akan bergerak secara liar akibat spekulasi terhadap suku bunga atau pun kebijakan moneter yang nantinya akan diambil oleh pemerintah.

Volatilitas bisa menguntungkan bagi para trader jangka pendek, namun tetap membawa risiko besar untuk investor jangka panjang yang memang tidak siap dalam menghadapi perubahan harga secara ekstrem. Oleh sebab itu, penting untuk memiliki pemahaman risiko dan juga strategi diversifikasi yang benar-benar matang pada saat menghadapi kondisi inflasi yang cukup tinggi.

3. Memengaruhi suku bunga dan imbal hasil

ilustrasi investasi (pexels.com/AlphaTradeZone)
ilustrasi investasi (pexels.com/AlphaTradeZone)

Bank Sentral biasanya akan merespon inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan yang pada akhirnya ini akan berdampak secara langsung pada imbal hasil ke berbagai instrumen investasi, seperti obligasi. Kenaikan suku bunga akan membuat harga obligasi pun mengalami penurunan karena investor akan lebih memilih obligasi baru yang menawarkan bunga lebih tinggi.

Kenaikan suku bunga bisa memengaruhi pinjaman dan konsumsi masyarakat, sehingga membawa dampak terhadap kinerja sektor-sektor tertentu yang ada di pasar saham. Para investor memang semestinya dapat mencermati korelasi antara suku bunga inflasi dan juga instrumen investasi yang dimiliki agar nantinya tidak sampai mengambil langkah yang keliru.

4. Mendorong pergeseran ke aset lindung nilai

ilustrasi investasi properti (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi investasi properti (pexels.com/RDNE Stock project)

Pada saat inflasi mengalami loncat, maka banyak investor yang mulai mengalihkan dana mereka ke aset yang dianggap sebagai pelindung nilai, seperti emas, properti, atau pun saham di sektor-sektor tertentu. Aset-aset tersebut dinilai dapat mempertahankan nilainya atau bahkan naik ketika inflasi tersebut mulai melambung.

Tidak semua aset hedge cocok untuk semua investor, sebab memang setiap aset tetap memiliki tingkat risiko dan juga likuiditas yang berbeda-beda. Pemilihan instrumen hedge sebaiknya dilakukan dengan analisis yang mendalam, sehingga nantinya tujuan keuangan yang dimiliki dari setiap investor pun tetap tercapai walau inflasinya meningkat.

Inflasi adalah musuh senyap dalam dunia investasi yang dapat berpotensi menggerus nilai kekayaan secara perlahan apabila tidak diantisipasi dengan baik. Bagaimana pun juga setiap keputusan investasi memang semestinya dapat dipertimbangkan dengan baik agar dampak inflasinya tidak sampai menimbulkan kerugian yang signifikan. Investasi yang cerdas bukan hanya soal mencari imbal hasil yang tinggi, namun juga mempertahankan nilai kekayaan di tengah kondisi ekonomi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us