Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Jutawan Mengelola Portofolio, Bisa Ditiru

Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)
Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)
Intinya sih...
  • Diversifikasi antar kelas aset untuk mengurangi risiko dan membuka peluang pertumbuhan yang seimbang.
  • Diversifikasi dalam kelas aset, seperti saham, obligasi, reksa dana, dan ETF, untuk menjaga stabilitas portofolio.
  • Diversifikasi berdasarkan geografi dan dengan aset alternatif untuk melindungi portofolio dari volatilitas pasar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ketika membayangkan investor jutawan, sering terlintas sosok luar biasa cerdas dengan gaya hidup mewah dan kendaraan atau pakaian mewah yang mencolok. Namun kenyataannya, tidak semua investor sukses adalah figur ala Hollywood. Banyak dari mereka justru mengandalkan strategi sederhana dan disiplin yang bisa diterapkan siapa saja untuk membangun portofolio pribadi dengan potensi pertumbuhan yang stabil.

Investor cerdas memahami diversifikasi merupakan kunci keberhasilan. Mereka ingin portofolio yang mencakup berbagai jenis aset dan sektor, sehingga mampu menyeimbangkan risiko sekaligus memaksimalkan imbal hasil jangka panjang. Berikut lima cara jutawan mengelola portofolio sebagaimana dilansir GOBankingRates.

1. Diversifikasi antar kelas aset

Ilustrasi investasi (freepik.com)
Ilustrasi investasi (freepik.com)

Aset merupakan fondasi utama dalam membangun portofolio yang sehat. Investor sukses biasanya tidak hanya berfokus pada satu jenis aset, melainkan menyebarkan alokasinya ke berbagai kelas, mulai dari saham (equities), obligasi, kas atau instrumen setara kas, hingga aset nyata seperti properti dan komoditas.

Diversifikasi lintas kelas aset ini penting karena masing-masing memiliki pola pergerakan dan tingkat risiko yang berbeda, sehingga dapat saling melengkapi dalam menjaga stabilitas portofolio. Dengan cara ini, potensi kerugian dari satu instrumen bisa ditutupi oleh kinerja instrumen lainnya.

Bagi pemula, langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah memadukan minimal dua kelas aset dalam portofolio untuk mengurangi risiko sekaligus membuka peluang pertumbuhan yang lebih seimbang.

2. Diversifikasi dalam kelas aset

Ilustrasi seorang wanita memerhatikan pergerakan pasar saham (freepik.com)
Ilustrasi seorang wanita memerhatikan pergerakan pasar saham (freepik.com)

Langkah berikutnya adalah menyebar investasi dalam masing-masing kelas aset. Di pasar saham, misalnya, mereka menanamkan modal di berbagai sektor, mulai dari teknologi, energi, utilitas, hingga ritel. Dengan begitu, jika satu saham turun, portofolio tetap tertopang oleh saham lain yang lebih kuat.

Di sisi obligasi, mereka memilih berbagai tenor dan penerbit, mulai dari pemerintah hingga perusahaan swasta. Strategi serupa diterapkan pada reksa dana dan ETF, dengan kombinasi indeks pasar luas dan sektor spesifik. Pemantauan rutin dilakukan untuk menghindari konsentrasi berlebihan pada satu instrumen.

3. Diversifikasi berdasarkan geografi

Ilustrasi mengamati pasar saham (freepik.com)
Ilustrasi mengamati pasar saham (freepik.com)

Investor berpengalaman menyadari bahwa bergantung sepenuhnya pada satu negara bisa membuat portofolio rentan. Ketika ekonomi domestik melemah, seluruh investasi berisiko tergerus. Karena itu, mereka menambah eksposur ke saham dan obligasi internasional untuk menciptakan bantalan yang lebih kuat. Diversifikasi lintas negara memberi peluang pertumbuhan baru sekaligus melindungi dari gejolak pasar dalam negeri.

Meski investasi global memiliki tantangan, seperti ketidakpastian politik, fluktuasi nilai tukar, hingga perbedaan kebijakan pajak, potensi imbal hasil dari pasar luar negeri seringkali mampu menutupi risiko tersebut. Dengan kata lain, menempatkan sebagian aset di pasar internasional membuka jalan menuju portofolio yang lebih tangguh dan berkesinambungan.

4. Diversifikasi dengan aset alternatif

Ilustrasi properti (freepik.com)
Ilustrasi properti (freepik.com)

Aset alternatif merupakan instrumen non-tradisional yang semakin diminati investor kaya untuk menambah peluang pertumbuhan dan melindungi portofolio dari volatilitas. Contohnya adalah REIT (Real Estate Investment Trust), yang memberi dividen dari properti seperti gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan apartemen.

Investor juga menaruh modal pada komoditas seperti emas, gas alam, atau ternak, baik secara langsung maupun melalui dana komoditas. Instrumen ini dapat menjadi pelindung nilai terhadap inflasi dan fluktuasi pasar.

5. Rutin menyeimbangkan portofolio

Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)
Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)

Yang terpenting, investor sukses tidak menganggap portofolio sebagai strategi “set-and-forget”. Mereka secara aktif menyesuaikan alokasi aset berdasarkan kondisi pasar, perubahan tujuan finansial, dan peristiwa penting dalam kehidupan, seperti pernikahan, kelahiran anak, atau pensiun.

Dengan pendekatan ini, mereka mampu menjaga keseimbangan risiko dan memaksimalkan potensi imbal hasil. Kamu pun bisa menerapkan prinsip serupa dengan meninjau portofolio secara berkala, menyesuaikan strategi investasi sesuai kebutuhan, dan memastikan konsistensi pertumbuhan jangka panjang.

Disiplin dan evaluasi rutin adalah kunci untuk membangun portofolio yang tangguh dan berkelanjutan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Harga iPhone Terbaru Stabil meski ada Ancaman Tarif Impor AS

10 Sep 2025, 11:13 WIBBusiness