Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu Perlu Batalkan Rencana Ambil Kredit, Bikin Tambah Pusing

ilustrasi berpikir (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kamu lagi berencana ambil kredit? Mungkin kredit sepeda motor, mobil, atau rumah. Atau kamu mau pinjam sejumlah uang tunai untuk suatu keperluan? Memanfaatkan layanan kredit memang boleh-boleh saja. Faktanya, kita kadang membutuhkan uang buat keperluan mendesak atau kesulitan membeli lunas sesuatu.

Namun, kamu juga perlu tahu bahwa mengambil kredit tanpa perhitungan dapat berujung pada masalah finansial. Meski saat ini rasanya kamu perlu sekali mengambil kredit atau mengajukan pinjaman, urungkan saja bila situasinya seperti di bawah ini. Tahanlah diri sembari mencari cara lain untuk memenuhi keperluanmu, seperti menabung atau bekerja sampingan.

1. Cicilan lama belum beres

ilustrasi pusing (pexels.com/MART PRODUCTION)

Jangan menumpuk cicilan kalau tak mau lama-kelamaan penghasilanmu habis bahkan minus cuma buat bayar cicilan. Selesaikan dulu cicilan sebelumnya, baru setelahnya kamu boleh mengambil cicilan yang lain. Apalagi jika cicilan lama saja sudah mendekati 30 persen dari total pendapatanmu.

Kalau gajimu sampai ludes hanya untuk membayar cicilan, bagaimana kamu akan membiayai hidupmu dan keluarga? Semudah dan semenarik apa pun kredit yang ditawarkan, tak usah diambil daripada kamu kesulitan sendiri di kemudian hari.

2. Prediksi kenaikan bunga kredit

ilustrasi menghitung (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Kalau kamu mau mengambil kredit, pantaulah berita-berita mengenai ada atau tidaknya kemungkinan bunga kredit akan naik. Apalagi saat dikhawatirkan akan terjadi resesi seperti saat ini. Kamu akan kesulitan apabila telanjur mengambil kredit dan kelak bunganya mencekik.

Jangan sampai penghasilanmu buat membayar bunganya saja gak cukup. Atau cukup, tapi kebutuhan yang lain menjadi telantar. Tunggu sampai kondisi ekonomi membaik. Bahkan jika kamu masih mampu membayar cicilan berikut bunganya, sayang juga kan, bila terlalu banyak uangmu terbuang?

3. Kebutuhannya tak terlalu mendesak atau cuma buat keperluan konsumtif

ilustrasi menghitung (pexels.com/SHVETS production)

Membeli secara kredit atau mengajukan pinjaman dana boleh-boleh saja. Namun, ketahui dulu dengan jelas mau buat apa sesuatu yang dibeli itu atau dana yang cair? Kalau kamu sebenarnya gak terlalu membutuhkannya, lebih baik tidak usah, deh.

Nanti jadi kebiasaan. Apa-apa dibeli dan semuanya secara kredit. Begitu pula sedikit-sedikit meminjam uang padahal tanpanya pun kamu masih dapat hidup dengan layak. Lain halnya jika kamu mengajukan kredit untuk usaha. Hasil dari usahamu diharapkan berlipat-lipat dari kredit yang disetujui.

4. Masih ada barang milikmu yang bisa diuangkan

ilustrasi uang (pexels.com/Puwadon Sang-ngern)

Kalau kamu mengambil kredit, dirimu tetap harus keluar uang buat membayar cicilannya. Bahkan cicilannya bisa jauh lebih besar daripada total uang yang cair atau harga asli suatu barang. Sementara itu, jika kamu menjual sejumlah barang milik sendiri, mungkin malah masih ada sisa uang yang dapat disimpan.

Misalnya, menjual salah satu kendaraan pribadimu ketika ada anggota keluarga yang sakit. Biaya rumah sakit hanya sepersekian dari hasil penjualan kendaraanmu. Sisa uangnya dapat disimpan atau diinvestasikan. Kamu sudah gak perlu khawatir soal bayar cicilan seperti apabila meminjam dana dari pihak lain.

5. Masalahmu bukan di kurangnya penghasilan, tapi berlebihan dalam gaya hidup

ilustrasi menghitung (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Siapa yang memanjakan gaya hidup, dia akan merugi besar. Gaya hidup itu gak ada batasnya. Kamu hanya akan terpaksa berhenti bermewah-mewahan kalau uangmu benar-benar sudah ludes dan dirimu dikejar-kejar penagih utang.

Apabila kamu tak ingin hal tersebut terjadi padamu, rem gaya hidupmu sekarang juga. Lalu turunkan terus gaya hidupmu sampai sesuai dengan kemampuanmu. Penghasilan sebesar apa pun menjadi tidak berarti kalau dihadapkan dengan gaya hidup yang jorjoran.

Layanan kredit atau pinjaman dana sebenarnya membantu masyarakat asalkan kita sendiri cerdas dan cermat dalam mengukur kebutuhan serta kemampuan finansial. Berpikirlah lebih panjang sebelum memutuskan mengambil kredit apa pun. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us