Gotun: Pengertian, Sejarah dan Istilah-Istilah dalam Bahasa Hokkien

Apakah kamu sering mendengar para pedagang menyebutkan harga seperti goceng, gopek, dan lain-lain saat pergi berbelanja ke pasar. Bahkan, mungkin di lingkungan pertemanan kamu juga kerap menggunakan kata-kata itu dan membuat kamu bingung dengan apa yang mereka bicarakan.
Penggunaan kata gotun mungkin belum dimengerti bagi sebagian orang di kota besar seperti Jakarta. Apalagi bagi kamu para perantau. Untuk itu, perlu untuk memahami apa itu gotun tersebut agar kamu tidak kebingungan lagi.
Yuk simak ulasannya.
1. Pengertian go tun

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gotun berarti lima.
Gotun yang secara harfiah berarti 5 rupiah, di mana go sendiri memilki arti lima. Gotun merupakan istilah yang berasal dari bahasa Mandarin dialek Hokkien. Istilah ini sering digunakan pedagang dari Tionghoa yang berada di Indonesia.
Sehingga gotun dan istilah bahasa Mandari dialek Hokkien lainnya melekat dan sering digunakan dalam penyebutan sehari-hari oleh penduduk asli Indonesia.
2. Asal mula istilah gotun

Gotun dibawa oleh pedagang asal Tiongkok yang datang ke Indonesia. Istilah gotun berasal dari provinsi Hokkien (Fujian), Tiongkok yang menggunakan Bahasa Hokkien atau Bahasa Banlamwe (Munnanhua).
Mayoritas pedagang yang datang berdagang di Indonesia pada saat itu berasal dari Provinsi Fujian. Pedagang Tiongkok ini sering menyebutkan istilah jumlah dan nominal harga dalam dialek Hokkien saat melakukan kegiatan jual beli.
Dari sana, istilah-istilah nominal dalam dialek itu pun dikenal luas masyarakat lokal, termasuk penyebutan gotun. Penyebutan itu menjadi populer digunakan sehari-hari dan menjadi bahasa gaul bagi kalangan masyarakat umum.
3. Daftar istilah bahasa Hokkien untuk tiap pecahan nominal

Selain Ibukota Jakarta, gotun juga populer di daerah Makassar, Surabaya, Medan dan Riau. Hal ini dipengaruhi karena pendatang asal Tionghoa tersebar di banyak daerah-daerah di Tanah air. Berikut bahasa Hokkien mengenai bilangan-bilangannya.
1. Untuk Satuan:
- 1 = It
- 2 = Ji atau No (untuk bilangan ratusan ke atas)
- 3 = Sa
- 4 = Si
- 5 = Go
- 6 = Lak
- 7 = Cit
- 8 = Pek
- 9 = Kau
2. Untuk Belasan:
- 10 = Cap
- 11 = Cap It
- 12 = Cap Ji
- 13 = Cap Sa
- 14 = Cap Si
- 15 = Cap Go
- 16 = Cap Lak
- 17 = Cap Cit
- 18 = Cap Pek
- 19 = Cap Kau
3. Untuk Puluhan:
- 20 = Ji Cap
- 30 = Sa Cap
- 40 = Si Cap
- 50 = Go Cap
- 60 = Lak Cap
- 70 = Cit Cap
- 80 = Pek Cap
- 90 = Kau Cap
4. Untuk Ratusan:
- 100 = Ce Pek
- 200 = No Pek
- 300 = Sa Pek
- 400 = Si Pek
- 500 = Go Pek
- 600 = Lak Pek
- 700 = Cit Pek
- 800 = Pek Pa Tun
- 900 = Kau Pek
5. Untuk Ribuan:
- 1000 = Seceng
- 2000 = No Ceng
- 3000 = Sa Ceng
- 4000 = Si Ceng
- 5000 = Go Ceng
- 6000 = Lak Ceng
- 7000 = Cit Ceng
- 8000 = Pek Ceng
- 9000 = Kau Ceng
- 10000 = Ce ban
6. Untuk Puluhan ribu:
- 10 ribu = Ce Ban
- 15 ribu = Ban Go
- 20 ribu = No Ban
- 25 ribu = No Ban Go
- 30 ribu = Sa Ban
- 35 ribu = Sa Ban Go
- 40 ribu = Si Ban
- 45 ribu = Si Ban Go
- 50 ribu = Go Ban
- 60 ribu = Lak Ban
- 70 ribu = Cit Ban
- 80 ribu = Pek Ban
- 90 ribu = Kau Pan
7. Untuk Ratusan ribu:
- 100 ribu = Ce Pek Ceng
- 125 ribu = Pek Ji Go (umumnya orang paham 125 ribu)
- 110 ribu = Pek It
- 120 ribu = Pek Ji
- 130 rbiu = Pek Sa
- 140 ribu = Pek Si
- 150 ribu = Pek Go
- 160 ribu = Pek Lak
- 170 ribu = Pek Cit
- 180 ribu = Pak Pek
- 190 ribu = Pek Kau
- 200 ribu = Nopek Ceng
- 250 ribu = Nopek Go
- 300 ribu = Sa Pek Ceng
- 350 ribu = Sa Pek Go
- 400 ribu = Si Pek Ceng
- 500 ribu = Go Pek Ceng
- 600 ribu = Lak Pek Ceng
- 700 ribu = Cit Pek Ceng
- 800 ribu = Pek Pak Ceng
- 900 ribu = Kau Pek Ceng
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa gotun berasal dari dialek Hokkien yang memiliki arti lima atau 5. Istilah tersebut digunakan oleh pedagang di Indonesia yang berasal dari Tionghoa.
Masyarakat Indonesia khususnya Ibu Kota Jakarta sudah biasa menggunakan istilah ini selama berabad-abad. Oleh karena itu, kosa kata ini sudah melekat di masyarakat dan menjadi bahasa yang wajar digunakan terlebih dalam dunia perdagangan.