Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bos BI: Layanan Perbankan Bisa Capai Rp51 Ribu Triliun Tahun Ini

Gubernur BI, Perry Warjiyo dan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto memberikan press statement di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Senin (11/7/2022). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Gubernur BI, Perry Warjiyo dan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto memberikan press statement di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Senin (11/7/2022). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Nusa Dua, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memperkirakan layanan perbankan digital tahun ini bisa mencapai Rp51 ribu triliun. Hal itu disebabkan akselerasi dan transaksi ekonomi serta keuangan digital yang terus mengalami pertumbuhan positif.

Proyeksi tersebut juga didukung oleh meningkatnya akseptasi dan preferensi dalam berbelanja online serta perluasan pembayaran dan digital banking.

"Seluruh layanan perbankan digital tahun ini diproyeksi naik hingga Rp51 ribu triliun, kami ucapkan terima kasih itu kemajuan dan hasil sinergi," kata Perry dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 di Nusa Dua, Bali, Senin (11/7/2022).

1. Transaksi menggunakan uang elektronik alami peningkatan

ilustrasu kartu uang elektronik (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)
ilustrasu kartu uang elektronik (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Data BI per Mei 2022 menunjukkan, nilai transaksi menggunakan uang elektronik meningkat 35,25 persen secara tahunan alias year on year (yoy) mencapai Rp32 triliun. Hal itu sejalan dengan pertumbuhan nilai transaksi digital banking yang turut tumbuh 20,82 persen yoy menjadi Rp3.766,7 triliun.

"Transaksi e-commerce di tahun ini naik 31 persen menjadi Rp536 triliun, uang elektronik juga diperkirakan mencapai Rp360 triliun atau naik 18 persen," ucap Perry.

Di sisi lain, sambung Perry, nilai transaksi menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit cuma mengalami pertumbuhan 5,43 persen yoy menjadi Rp630,9 triliun.

2. BI komitmen dalam mendigitalisasi sistem pembayaran

Ilustrasi UMKM menyediakan barcode QRIS saat mengikuti pameran (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)
Ilustrasi UMKM menyediakan barcode QRIS saat mengikuti pameran (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

BI, kata Perry, terus berkomitmen dalam mendigitalisasikan sistem pembayaran di Tanah Air. Sebelum pandemik COVID-19 menyerang atau tepatnya pada Mei 2019 BI telah meluncurkan cetak biru alias blue print digitalisasi sistem pembayaran Indonesia.

Peluncuruan blue print tersebut dalam rangka mendorong transaksi dan ekonomi serta keuangan digital.

"Dalam lima tahun kita digitalkan sistem pembayaran karena tidak ada transaksi ekonomi dan keuangan yang tidak melalui sistem pembayaran," ucap Perry.

3. Capaian QRIS dan BI-Fast sampai saat ini

Ilustrasi penggunaan QRIS (IDN Times/Dokumen Bank Indonesia)
Ilustrasi penggunaan QRIS (IDN Times/Dokumen Bank Indonesia)

Dalam kesempatan tersebut, Perry juga mengungkapkan pencapaian QRIS dan BI-Fast sampai saat ini. Kehadiran BRIS dan BI-Fast sendiri ditujukan untuk memfasilitasi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mendigitalisasi bisnisnya.

Adapun hingga kini jumlah merchant yang sudah tersambung dengan QRIS mencapai 18,7 juta. Mayoritas atau 80-90 persen merupakan pelaku UMKM.

"Insya Allah tahun ini 30 juta dan semoga dalam tiga tahun ke depan seluruh UMKM 65 juta itu sudah terdigitalkan," kata Perry.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us