BSI Menang Banyak usai Jalankan Bisnis Bullion Bank

- Fee based income BSI tumbuh 39,3 persen menjadi Rp1,71 triliun pada kuartal I-2025.
- Pendapatan perusahaan mencapai Rp4,77 triliun, naik 9,02 persen dari periode yang sama di 2024.
- Bisnis emas di BSI melesat 81,99 persen (yoy) ke level Rp14,33 triliun dengan kontribusi fee based income sebesar 17,81 persen.
Jakarta, IDN Times - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencatatkan kenaikan signifikan dari pendapatan jasa dan layanan (fee based income) setelah menjalankan bisnis bank emas atau bullion bank.
Plt Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta mengatakan fee based income BSI tumbuh 39,3 persen, menjadi Rp1,71 triliun pada kuartal I-2025.
“Dengan kondisi tersebut BSI mampu mencetak laba bersih sebesar Rp1,87 triliun yang menunjukkan angka pertumbuhan year on year sekitar 10,05 persen,” kata Bob dalam konferensi pers kinerja BSI, Rabu (30/4/2025).
1. Sebesar 20 persen pendapatan BSI disumbang fee based income

Pada kuartal I-2025, pendapatan perusahaan mencapai Rp4,77 triliun, naik 9,02 persen dibandingkan periode yang sama di 2024 yang sebesar Rp4,38 triliun. Direktur Keuangan & Strategi, Ade Cahyo Nugroho mengatakan, 20,35 persen pendapatan BSI disumbang oleh fee based income.
“Jadi kami sangat bersyukur bahwa dari sisi fee-based ratio, pertama kalinya Bank Syariah Indonesia memiliki fee-based ratio atau kontribusi fee-based terhadap total revenue melebih 20 persen,” ucap Cahyo.
2. Bisnis emas BSI tumbuh 81,99 persen
Dari sisi pertumbuhan, per posisi Maret 2025 bisnis emas di BSI melesat 81,99 persen (yoy) ke level Rp14,33 triliun. Cicil emas mendominasi pertumbuhan bisnis emas mencapai Rp7,37 triliun tumbuh 168,64 persen (yoy), Gadai Emas mencapai Rp6,96 triliun tumbuh 35,65 persen (yoy).
Bisnis emas mampu memberikan kontribusi fee based income perusahaan sebesar 17,81 persen. Bisnis BSI Emas melalui BYOND by BSI naik signifikan di mana hal tersebut didorong tren pembelian emas oleh nasabah dan kesiapan produk emas BSI.
Secara pertumbuhan nasabah, BSI juga mencatatkan peningkatan signifikan di sekitar 28 persen menjadi sekitar 119 ribu nasabah per Maret 2025, dan saldo emas BSI pada posisi 621 kilogram (kg).
“Di tiga bulan pertama jumlah nasabah kita yang menggunakan fasilitas bank emas ini meningkat sangat-sangat signifikan jumlahnya. Total hari ini yang terkait dengan pembiayaan saja tumbuh 80 persen lebih yang membeli emas secara cicil. Itu hampir 170 persen pertumbuhannya membeli emas secara cicil,” tutur Cahyo.
3. BSI bakal luncurkan dua layanan bank emas baru di akhir tahun

Dengan menjalankan bisnis bank emas, BSI kini mempunyai layanan beli emas, penitipan emas, dan jual emas melalui aplikasi BYOND. Sebelumnya, BSI hanya melayani cicil dan gadai emas.
“Jadi bila nasabah BSI hari ini terkait dengan emas, bisa membeli di BYOND, bisa menitipkannya di BSI, lalu bisa menjualnya bila butuh uang, atau mau membeli dengan secara cicil, atau menggadaikan bila memang sudah punya emas,” kata Cahyo.
Di akhir tahun ini, BSI akan meluncurkan layanan pembiayaan emas dan deposit emas.
“Kita akan upayakan di akhir tahun, atau di awal tahun 2026, yaitu produk terkait dengan lending dan deposit. Nah menariknya, untuk di BSI ini keduanya bisa dilakukan di digital maupun di cabang,” ucap Cahyo.