Cara Mencegah Penipuan Keuangan yang Pakai Deepfake AI

Jakarta, IDN Times - Kemajuan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bisa memberikan dampak positif pada kehidupan manusia, juga dampak negatif. Penyalahgunaan AI bisa menimbulkan kerugian bagi banyak orang. Salah satunya adalah deepfake AI.
Adapun deepfake adalah teknologi berbasis deep learning yang digunakan untuk membuat rekaman video atau audio palsu yang sangat menyerupai orang aslinya. AI digunakan untuk mengumpulkan data seperti wajah dan suara dari target yang dapat diambil dari media sosial, lalu kemudian dilatih untuk mengenali wajah, ekspresi, gaya bicara, bentuk bibir, suara, dan intonasi dari target.
Deepfake AI sudah digunakan untuk banyak kasus penipuan keuangan. Seperti mengajukan kartu kredit menggunakan data target, meminta uang dan data pribadi, dan masih banyak lagi.
Tapi jangan khawatir, masyarakat bisa mencegah penipuan keuangan dengan deepfake AI, dengan mengikuti langkah berikut.
1. Jangan berikan data pribadi melalui sambungan telepon dan aktifkan notifikasi transaksi

Langkah pertama ialah tidak memberikan data pribadi melalui sambungan telepon, termasuk video call. Data pribadi yang dimaksud adalah PIN, one time-password (OTP), nomor kartu debit/kredit, masa berlaku kartu, dan CVV.
Pastikan untuk mengaktifkan notifikasi transaksi pada seluruh aplikasi keuangan, untuk mengetahui langsung jika ada transaksi mencurigakan.
2. Kenali ciri-ciri deepfake dan verifikasi identitas penelepon

Ciri-ciri penggunaan deepfake penting untuk diketahui. Dikutip dari situs resmi OCBC NISP, Jumat (16/5/2025), ciri-ciri pertama adalah gerakan atau ekspresi wajah tidak teratur. Kedua, katakata yang diucapkan dengan gerakan bibir tidak sesuai.
Nada bicara juga datar, tanpa intonasi. Artikulasi dan pilihan kata juga kaku dan janggal. Lalu, pencahayaan tidak konsisten, dan warna kulit terlalu terang.
Jika masih ragu, lakukan verifikasi identitas penelepon. Ajukan pertanyaan spesifik yang hanya diketahui oleh orang tersebut, untuk mengetahui apakah penelepon tersebut benar dirinya atau hanya penipu.
3. Aktifkan verifikasi dua langkah

Verifikasi dua langkah atau two-faktor authentication (2FA) adalah metode pengamanan yang selalu disarankan berbagai platform yang mengharuskan input data pribadi pengguna.
Masyarakat sangat disarankan mengaktifkan 2FA pada aplikasi keuangan. Misalnya metode 2FA untuk transaksi online dengan kartu kredit yang membutuhkan OTP. Dengan 2FA, masyarakay mendapatkan perlindungan berlapis.