Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Lebih dalam tentang KDRT Finansial, Cek Tanda-Tandanya yuk!

ilustrasi dompet berisi uang (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bukan hanya soal kekerasan fisik atau verbal yang sering kali kita dengar. Ada bentuk lain yang tak kalah merusak, namun kerap tidak disadari oleh korbannya, yaitu KDRT finansial.

KDRT finansial (financial abuse) adalah bentuk kekerasan di mana seseorang berusaha mengendalikan, membatasi, atau memanipulasi sumber daya keuangan pasangannya. Tindakan ini bisa menciptakan ketergantungan ekonomi yang memaksa korban tetap tinggal dalam hubungan yang tidak sehat.

Penelitian menunjukkan bahwa bentuk kekerasan ini sering terjadi bersamaan dengan kekerasan fisik, dan merupakan salah satu alasan utama mengapa korban tetap berada dalam hubungan yang merugikan. Yuk, kenali lebih dalam tanda-tandanya agar kamu bisa lebih waspada!

1. Mengendalikan penggunaan uang

ilustrasi menghitung anggaran (pexels.com/Mikhail Nilov)

Ketika pasangan mulai mencoba mengendalikan bagaimana kamu menggunakan atau mengakses uang yang kamu miliki, ini bisa menjadi tanda kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) finansial. Misalnya, mereka mungkin menuntut untuk mengontrol gaji yang kamu peroleh atau meminta laporan terperinci tentang setiap pengeluaran.

Mereka bisa saja menggunakan asetmu untuk keuntungan pribadi tanpa izin, atau bahkan mengambil uangmu tanpa persetujuan. Ini bisa merusak kemandirian finansialmu dan membuatmu merasa terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.

2. Merusak riwayat kredit

ilustrasi kartu kredit (pexels.com/Pixabay)

Riwayat kredit yang buruk dapat berdampak jangka panjang pada kemampuanmu untuk mengakses pinjaman, mendapatkan pekerjaan, atau menyewa tempat tinggal. Salah satu cara pelaku KDRT finansial dapat mengendalikan korban adalah dengan merusak riwayat kreditnya.

Mereka bisa melakukan ini dengan membuat utang atas namamu tanpa sepengetahuan, gagal membayar tagihan, atau menggunakan kartu kreditmu tanpa izin. Semua tindakan ini dapat merusak reputasi finansialmu dan membuatmu semakin tergantung pada mereka.

3. Menghalangi kesempatan kerja

ilustrasi angkutan umum (unsplash.com/Mark Ivan)

Apakah pasangan pernah mengkritik pekerjaanmu atau menekanmu untuk berhenti bekerja? Jika ya, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka mencoba menghalangimu untuk mandiri secara finansial. Pelaku KDRT finansial sering kali mencoba untuk mengontrol kemampuan korban untuk menghasilkan uang.

Mereka bisa saja mencegahmu pergi bekerja dengan cara menghalangi akses ke transportasi, atau mengganggu pekerjaanmu dengan terus-menerus menelepon atau mengirim pesan selama jam kerja. Semua tindakan ini bertujuan untuk membuatmu lebih bergantung pada mereka secara ekonomi.

4. Mengontrol aset dan sumber daya bersama

ilustrasi properti (pexels.com/RDNE Stock project)

Ketika pasangan memiliki kendali penuh atas aset dan sumber daya yang seharusnya menjadi milik bersama, ini juga merupakan tanda KDRT finansial. Mereka mungkin menolak untuk berbagi informasi tentang rekening bank, investasi, atau bahkan menyembunyikan uang di tempat yang tidak kamu ketahui.

Mereka juga bisa membuat keputusan finansial besar tanpa berkonsultasi denganmu, atau menetapkan batasan yang tidak realistis pada pengeluaranmu. Semua ini dilakukan untuk memastikan bahwa kamu tetap bergantung pada mereka dan tidak memiliki otonomi finansial.

5. Tidak memberikan nafkah ekonomi dalam jangka waktu lama

Ilustrasi wanita sedih (pexels.com/Engin Akyurt)

Dalam sebuah hubungan, memberikan nafkah ekonomi adalah salah satu tanggung jawab penting. Namun, ketika pasangan secara konsisten gagal memberikan nafkah atau menolak untuk berkontribusi secara finansial, ini bisa menjadi bentuk KDRT finansial.

Mereka mungkin memilih untuk tidak bekerja atau menolak memberikan uang untuk kebutuhan sehari-hari, yang memaksamu untuk menanggung beban finansial sendiri. Kondisi ini bisa menciptakan tekanan ekonomi yang berat dan membuatmu semakin sulit untuk keluar dari hubungan tersebut.

6. Tidak membolehkan bekerja, tapi tidak memberi nafkah yang cukup

ilustrasi wanita merenung (pexels.com/Padli Pradana)

Apakah pasangan melarangmu bekerja, tetapi juga tidak memberikan nafkah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup? Ini adalah salah satu bentuk KDRT finansial yang sangat merugikan.

Mereka mungkin beralasan ingin melindungimu atau ingin kamu fokus pada rumah tangga, namun kenyataannya, mereka sedang menciptakan situasi di mana kamu sepenuhnya bergantung pada mereka. Ketergantungan ini membuatmu kehilangan kemandirian dan semakin terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.

7. Memaksamu menyerahkan gaji atau aset

ilustrasi gaji (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Jika pasangan menuntut agar kamu menyerahkan seluruh gaji atau asetmu kepada mereka, ini juga merupakan tanda KDRT finansial. Mereka mungkin merasa berhak atas semua penghasilanmu dan memaksa kamu untuk menyerahkan kendali penuh atas keuanganmu.

Tindakan ini bisa sangat merusak, karena membuatmu kehilangan kendali atas uang yang telah kamu hasilkan dengan susah payah. Dalam jangka panjang, ini bisa membuatmu merasa tidak memiliki hak atas keuanganmu sendiri.

8. Menggunakan ancaman untuk mendapatkan uang

ilustrasi kekerasan hubungan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Ancaman sering digunakan oleh pelaku KDRT finansial untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka mungkin mengancam akan menceraikanmu, mengambil anak-anak, atau bahkan melakukan kekerasan fisik jika kamu tidak menyerahkan uang atau aset.

Ancaman ini bisa sangat menakutkan dan memaksamu untuk menyerah pada tuntutan mereka. Ini adalah bentuk intimidasi yang dirancang untuk mengendalikan dan membuatmu tetap berada dalam hubungan yang merugikan.

Mengenali tanda-tanda KDRT finansial adalah langkah pertama untuk melindungi diri dan mendapatkan bantuan yang kamu butuhkan. Jika kamu merasa mengalami salah satu dari tanda-tanda di atas, jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan dari orang terdekat atau profesional.

Ingat, kamu berhak atas kemandirian finansial dan kehidupan yang aman dan sejahtera. Jangan biarkan siapa pun mengambil kendali atas hidupmu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us