Rating ESG BNI Naik ke A, Komitmen Hijau dan Tata Kelola Diakui Dunia

- BNI dukung transisi ekonomi hijau lewat pembiayaan berkelanjutan
- Pembiayaan hijau BNI capai Rp73,4 triliun hingga akhir Desember 2024
- Penguatan aspek sosial dan tata kelola BNI
Jakarta, IDN Times – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI kembali menunjukkan komitmennya sebagai pelopor keuangan berkelanjutan, setelah Morgan Stanley Capital International (MSCI) menaikkan rating ESG BNI dari BBB pada Juni 2024 menjadi A pada Juni 2025. Kenaikan rating ini tidak lepas dari penguatan praktik tata kelola dan manajemen risiko ESG terkait pembiayaan.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyatakan bahwa kenaikan rating ESG ini mencerminkan integrasi aspek keberlanjutan dalam strategi bisnis perusahaan, mulai dari produk, layanan, hingga penguatan tata kelola dan pengelolaan risiko.
1. BNI dukung transisi ekonomi hijau lewat pembiayaan berkelanjutan

BNI juga aktif dalam menyelaraskan praktik ESG dengan standar industri global. Di aspek lingkungan, BNI mendukung transisi menuju ekonomi hijau melalui pembiayaan berkelanjutan sebagai bagian dari strategi untuk mencapai target net zero emission (NZE) pembiayaan pada tahun 2060. Selain itu, BNI juga berkomitmen untuk mencapai NZE operasional pada tahun 2028.
“Untuk mendukung upaya pembiayaan berkelanjutan dan pencapaian target NZE tersebut, BNI juga memperkuat pengelolaan risiko iklim serta meningkatkan kapabilitas SDM dan transparansi pelaporan ESG agar makin akuntabel,” kata Okki dalam keterangan tertulis pada Kamis (3/7).
2. Pembiayaan hijau BNI capai Rp73,4 triliun hingga akhir Desember 2024

Sebagai bagian dari upaya mendukung transisi menuju ekonomi hijau, penyaluran pembiayaan hijau BNI telah tumbuh dengan rata-rata setiap tahun (CAGR) 25,0 persen, dengan nilai mencapai Rp73,4 triliun pada akhir Desember 2024, dibandingkan akhir Desember 2020 sebesar Rp29,5 triliun. Untuk posisi Maret 2025, penyaluran pembiayaan hijau BNI sebesar Rp72,2 triliun, di mana sudah mencapai 95,7 persen dari target 2025.
BNI juga aktif menyalurkan Sustainability Linked Loan (SLL) untuk mendorong debitur mengintegrasikan aspek ESG ke dalam operasional mereka, sekaligus memperkuat peran BNI sebagai mitra strategis dalam mendampingi perjalanan debitur menuju praktik bisnis berkelanjutan. Hingga Maret 2025, penyaluran SLL BNI telah mencapai Rp6 triliun.
3. Penguatan aspek sosial dan tata kelola BNI

Di aspek sosial, BNI memiliki komitmen kuat untuk mencegah kebocoran data melalui berbagai inisiatif perlindungan data dan keamanan informasi yang melampaui standar industri. BNI juga terus memperkuat perlindungan data finansial nasabah untuk meningkatkan kepercayaan publik.
Untuk aspek tata kelola, BNI memiliki kebijakan antikorupsi dan etika bisnis yang tegas, serta terus menyempurnakan kebijakan remunerasi eksekutif dan memperkuat struktur tata kelola agar selaras dengan praktik terbaik global.
“Peningkatan rating ESG ini menjadi bukti nyata bahwa keberlanjutan bukan sekadar jargon bagi BNI, melainkan prinsip dasar dalam menjalankan bisnis. Ke depan, BNI berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menghadirkan solusi keuangan yang bertanggung jawab demi menciptakan masa depan yang lebih hijau dan inklusif,” pungkas Okki. (WEB)