Ratu Maxima: Kesehatan Finansial Juga Tanggung Jawab Dunia Usaha

- Rekening bukan tujuan akhirRatu Maxima menekankan bahwa memiliki rekening bank bukanlah akhir dari perjalanan keuangan, tetapi awal dari kemampuan mengelola kebutuhan hidup dan merencanakan anggaran.
- Persiapan jangka panjang harus dipikirkanPembangunan ketahanan finansial meliputi pengelolaan guncangan tak terduga, perlunya dana darurat, asuransi, investasi jangka panjang, dan tabungan pensiun.
- Kecemasan ibu-ibu di Indonesia, biaya pendidikan hingga masa depan anakRatu Maxima mendengar keresahan keluarga terkait biaya pendidikan anak. Perencanaan jangka panjang harus mencakup kesiapan pendid
Jakarta, IDN Times - Kunjungan Ratu Maxima dari Belanda ke Indonesia membawa pesan untuk membuka pemahaman mengenai pentingnya kesehatan finansial. Menurutnya, isu ini perlu menjadi perhatian dunia usaha.
Dalam kapasitasnya sebagai Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kesehatan Finansial ini menegaskan, kesehatan finansial kini menjadi isu global yang memengaruhi kualitas hidup jutaan orang, termasuk masyarakat Indonesia. Dia menekankan bahwa tekanan ekonomi sehari-hari dapat berubah menjadi beban psikologis yang berat bila tidak disertai sistem pendukung yang memadai.
“Kalau kita tidak percaya diri dan terus stres soal kondisi finansial, pikiran kita hanya tertuju ke sana. Apalagi kalau punya banyak utang,” ujar Ratu Maxima di Jakarta, Kamis (27/11/2025).
Menurutnya, stres finansial tidak hanya menghantam individu, tetapi juga memengaruhi produktivitas kerja dan stabilitas keluarga. Ia mencontohkan bagaimana pekerja yang sedang menghadapi tekanan finansial cenderung kehilangan fokus di tempat kerja.
“Kalau seseorang membawa beban keuangan ke kantor setiap hari, ia tidak bisa memberikan yang terbaik untuk majikannya,” katanya.
Ini menunjukkan bahwa kesehatan finansial sejatinya juga menjadi kepentingan dunia usaha.
1. Penting membicarakan masalah keuangan

Ratu Maxima menggarisbawahi pembicaraan tentang uang sering kali dianggap memalukan, sehingga banyak orang memilih memendam masalah. Padahal, keterbukaan adalah langkah penting untuk solusi jangka panjang.
“Kita semua punya masalah keuangan pada suatu titik. Karena itu penting membicarakannya,” ujarnya.
Ia kemudian memperkenalkan empat pilar utama kesehatan finansial, yakni kemampuan mengatur keuangan sehari-hari, ketahanan menghadapi guncangan, kesiapan untuk masa depan, dan rasa percaya diri finansial. “Menurut saya, ini empat fondasi yang luar biasa penting,” ucapnya.
2. Rekening bukan tujuan akhir

Ratu Maxima menjelaskan, dunia telah mengalami kemajuan signifikan dalam akses layanan keuangan. Dalam 15 tahun terakhir, jumlah orang yang memiliki rekening bank melonjak dari kurang dari 50 persen menjadi lebih dari 80 persen populasi dunia.
Meski demikian, menurutnya, akses tidak serta-merta membuat orang lebih sejahtera. “Punya rekening itu bukan akhir dari perjalanan. Itu baru awal,” ujarnya.
Akses ke bank harus diikuti dengan kemampuan menggunakan layanan tersebut untuk mengelola kebutuhan hidup. Karena itu, fokus kini bergeser dari inklusi finansial ke kesehatan finansial.
Ia kemudian menjabarkan berbagai tantangan yang masih dihadapi banyak keluarga, termasuk bagaimana menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran, serta bagaimana memprioritaskan kebutuhan dalam kondisi ekonomi yang semakin menekan. Ratu Maxima menegaskan, kemampuan merencanakan anggaran adalah fondasi untuk menghindari stres finansial jangka panjang.
Dalam konteks Indonesia, ia menyoroti pentingnya literasi pengelolaan anggaran rumah tangga yang sering kali menjadi masalah utama, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah. Banyak rumah tangga yang memiliki rekening bank, tetapi tidak memiliki kemampuan perencanaan, sehingga tetap mudah terperosok dalam masalah utang.
“Tujuan akhirnya adalah bagaimana layanan keuangan membantu orang memperbaiki hidup mereka,” kata Ratu Maxima.
3. Persiapan jangka panjang harus dipikirkan

Menurut Ratu Maxima, pembangunan ketahanan finansial bukan hanya soal mengelola pengeluaran harian, tetapi juga kemampuan menghadapi guncangan tak terduga. Ia menyinggung berbagai situasi yang sering menjerat keluarga, misalnya sakit, kehilangan pendapatan, kecelakaan, atau alat kerja yang rusak.
“Bila motor Anda rusak dan itu satu-satunya alat untuk bekerja, bagaimana Anda membayar perbaikannya? Ketahanan seperti ini penting sekali,” ujarnya.
Ia menegaskan perlunya dana darurat untuk menghindari pinjaman berbunga tinggi yang justru memperparah tekanan keuangan.
Ratu Maxima juga menekankan pentingnya asuransi—baik kesehatan, jiwa, maupun perlindungan produktivitas bagi pekerja informal. Menurutnya, skema perlindungan seperti ini masih belum optimal dijangkau oleh rumah tangga rentan di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.
Tak hanya itu, ia mengingatkan bahwa setiap orang akan menua dan suatu hari harus berhenti bekerja. “Kita semua akan sampai di titik itu. Bagaimana kita menyiapkan masa pensiun?” katanya.
Investasi jangka panjang dan tabungan pensiun menjadi pilar penting agar keluarga tidak jatuh miskin di usia tua. Ia menyebut bahwa fokus pada masa depan bukan hanya strategi finansial, tetapi juga strategi menjaga martabat dan keamanan keluarga.
4. Kecemasan ibu-ibu di Indonesia, biaya pendidikan hingga masa depan anak

Dalam kunjungannya ke beberapa kota di Indonesia, Ratu Maxima mendengar langsung keresahan keluarga mengenai biaya pendidikan. Salah satu ibu bercerita bahwa ia takut tidak mampu membayar biaya kegiatan sekolah atau membeli buku pelajaran.
“Ini membuat mereka sulit tidur,” kata Ratu Maxima.
Ia mengatakan, kecemasan seperti itu tidak unik bagi Indonesia. Banyak keluarga di berbagai negara mengalami beban serupa ketika menghadapi pengeluaran tak terduga yang terkait pendidikan anak, sesuatu yang dianggap penting untuk masa depan keluarga.
“Karena itu kita perlu memastikan keluarga bisa menabung walau sedikit, sehingga biaya sekolah tidak menjadi ancaman,” ujarnya. Pilar perencanaan jangka panjang harus mencakup kesiapan pendidikan anak, bukan hanya kebutuhan dasar.
Dalam konteks ini, ia menegaskan kembali pentingnya layanan keuangan yang ramah keluarga berpenghasilan rendah—mulai dari tabungan mikro, kredit terjangkau, hingga edukasi pengelolaan anggaran. Akses semacam itu dapat mengurangi kecemasan, meningkatkan kepercayaan diri, dan memperkuat masa depan anak.
“Kesehatan finansial bukan hanya tentang uang hari ini. Ini tentang memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi berikutnya,” tegas Ratu Maxima.

















