5 Strategi Investor Kaya Hadapi Gejolak Pasar di 2025

Investor kelas atas dikenal piawai dalam membangun sekaligus mempertahankan kekayaan. Oleh karena itu, saat pasar mengalami gejolak, investor rata-rata kerap mengamati langkah para konglomerat dalam mengelola aset mereka.
Menurut The Wall Street Journal (WSJ) sebagaimana dilansir GOBankingRates, koreksi pasar yang dipicu oleh kebijakan tarif kali ini dinilai berbeda dibanding koreksi biasa sebelumnya. Ketidakpastian ini menggoyahkan kepercayaan para investor kaya, mendorong mereka untuk lebih defensif. Sebagian mulai meragukan daya saing Amerika Serikat sebagai tempat berinvestasi, sementara yang lain memilih menunggu hingga kebijakan tarif lebih jelas.
Bagi kamu yang ingin menyiasati volatilitas pasar, berikut beberapa strategi yang diterapkan investor kaya pada 2025.
1. Melirik Jepang dan Eropa

Kekhawatiran bahwa Amerika kehilangan keunggulan ekonominya semakin nyata. Para ekonom lintas kubu politik menyatakan tarif perdagangan bertindak layaknya pajak bagi perusahaan dan konsumen AS, membuka peluang bagi negara lain.
Monica DiCenso, kepala divisi peluang investasi global di JPMorgan Private Bank, menyebut klien-kliennya kini mengalihkan fokus ke Jepang dan Eropa. Setelah tertinggal selama puluhan tahun, dua kawasan ini mulai menunjukkan pemulihan pesat, tercermin dari kinerja pasar saham yang semakin solid.
2. Diversifikasi ke mata uang asing

Ketidakpastian ekonomi AS juga mendorong investor kaya mengalihkan sebagian aset ke mata uang asing. Meski sempat pulih 2% dari titik terendah pada April 2025, nilai dolar AS masih turun 7,47% secara tahunan hingga 19 Mei.
Pelemahan ini diprediksi belum berakhir, apalagi Presiden Donald Trump pernah menyatakan bahwa "mata uang kita terlalu kuat dan itu membunuh kita." Tanpa dukungan kebijakan pemerintah, sebagian investor memilih mata uang asing sebagai alternatif perlindungan nilai.
3. Investasi emas

Sebagai aset lindung nilai klasik, emas kembali menjadi primadona pada 2025. Meskipun sempat terkoreksi 7,4% dari rekor tertinggi 22 April di angka $3.500,05 per ons, harga emas tetap mencatat kenaikan lebih dari 22% secara tahunan. Dalam satu tahun terakhir, lonjakannya bahkan melampaui 40%, menunjukkan minat pasar yang kuat terhadap instrumen ini di tengah ketidakpastian global.
Kondisi geopolitik yang tidak stabil, tekanan inflasi, serta fluktuasi mata uang turut mendorong investor mencari aset yang lebih aman. Hal ini menjadikan emas sebagai pilihan utama untuk menghindari risiko pasar saham yang mudah berubah, sekaligus menjaga nilai kekayaan dalam jangka panjang.
4. Menyimpan dana di rekening bunga tinggi

Strategi bertahan juga mencakup penempatan dana di rekening tabungan berbunga tinggi yang dijamin FDIC. Jenis rekening ini menawarkan bunga hingga 10 kali lebih besar dibanding tabungan konvensional, namun tetap memberikan fleksibilitas dan keamanan yang sama, dengan perlindungan hingga $250.000 per deposan, per jenis akun, di setiap lembaga keuangan.
Rekening ini memungkinkan investor tetap likuid sembari menunggu kondisi pasar membaik. Selain itu, suku bunga yang kompetitif membuatnya menjadi alternatif menarik untuk menampung dana darurat atau sementara waktu mengalihkan investasi dari instrumen berisiko tinggi. Bagi investor konservatif, ini adalah langkah cerdas untuk menjaga kestabilan portofolio tanpa mengorbankan imbal hasil sepenuhnya.
5. Membeli saham saat harga turun

Bagi investor jangka panjang, momen krisis sering kali menjadi kesempatan emas. Seperti yang diungkapkan Warren Buffett, "Takutlah saat orang lain serakah, dan serakahlah saat orang lain takut."
Koreksi pasar kerap menjatuhkan valuasi perusahaan-perusahaan besar ke level menarik. Dengan strategi tepat dan visi jangka panjang, investor berpengalaman memanfaatkan harga saham yang turun untuk meraih potensi keuntungan lebih besar di masa depan.
Ketika pasar global bergejolak, investor kaya tidak panik. Mereka mengatur ulang portofolio dengan cermat, memilih instrumen yang tahan krisis, dan tetap fokus pada tujuan jangka panjang. Strategi ini bisa menjadi inspirasi bagi siapa pun yang ingin menjaga kestabilan keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi global.