Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Teknologi Makin Canggih, Yuk Kenali 4 Modus Penipuan Investasi Ini!

ilustrasi penipuan (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi penipuan (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Kemajuan teknologi telah mempermudah siapa saja untuk melakukan kegiatan finansial termasuk berinvestasi. Kini, cukup dengan ponsel dan koneksi internet, investasi saham, reksa dana, serta aset lainnya, bisa dilakukan dari mana saja.

Namun, kemudahan tersebut juga diiringi dengan meningkatnya risiko penipuan berkedok investasi. Fenomena penipuan ini sering kali menyasar masyarakat melalui pesan pribadi, grup WhatsApp, hingga promosi masif di media sosial seperti Facebook.

Pelaku memanfaatkan minimnya literasi keuangan untuk mengelabui korban dengan iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat.

Direktur Retail Markets & Technology PT BNI Sekuritas (BNI Sekuritas), Teddy Wishadi mengungkapkan, banyak penipu kini menyasar calon investor dengan cara yang makin canggih dan terorganisir. Berikut ini modus yang kerap digunakan para penipu dan perlu kamu hindari:

1. Promosi yang ''to good to be true"

Ilustrasi penipuan komputer (pixabay.com/mohamed_hassan)
Ilustrasi penipuan komputer (pixabay.com/mohamed_hassan)

Penipu kerap kali membuat iklan berbayar atau unggahan menarik di media sosial atau grup aplikasi pesan instan seperti Facebook, Instagram, Telegram, dan sebagainya.

Iklan tersebut menjanjikan imbal hasil tinggi dalam waktu singkat, lengkap dengan testimoni dan visual profesional yang menyesatkan.

2. Mengaku sebagai karyawan perusahaan tertentu

ilustrasi penipuan sosial media (Pixabay.com/ Mohamed_hassan)
ilustrasi penipuan sosial media (Pixabay.com/ Mohamed_hassan)

Modus lain yang sering muncul adalah pelaku mengklaim sebagai karyawan resmi, tetapi tidak dapat memberikan bukti identitas yang sah.

Tanda-tanda mencurigakan yang bisa kamu temukan dari modus ini berupa alamat email tidak resmi, akun media sosial palsu, atau penggunaan nomor WhatsApp pribadi.

3. Meminta data pribadi atau akses akun

Ilustrasi penipuan dan penggelapan. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi penipuan dan penggelapan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Beberapa pelaku mencoba mendapatkan informasi sensitif seperti data KTP, kode OTP, atau akses ke akun finansial.

Data ini kemudian disalahgunakan untuk mengakses atau mencuri dana dari akun korban.

4. Mengulur waktu demi meningkatkan jumlah deposit

ilustrasi penipuan (IDN Times/Sonya Michaella)

Oknum penipu biasanya terus menjanjikan keuntungan besar tanpa pernah memberikan bukti nyata. Mereka cenderung menunda-nunda dengan berbagai alasan, sambil terus mendorong korban untuk menambah jumlah deposit yang disetorkan.

Menurut Teddy, langkah awal untuk berinvestasi dengan aman adalah memahami, tidak ada keuntungan besar tanpa risiko. Edukasi keuangan dan verifikasi informasi adalah dua hal krusial yang harus dilakukan setiap calon investor.

"Investasi bukan sekadar mengejar keuntungan, tapi juga soal memahami risiko dan memilih platform yang kredibel. Jangan pernah menyerahkan dana sebelum melakukan pengecekan menyeluruh terhadap legalitas dan sumber informasi," kata Teddy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Satria Permana
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us