Masuk Daftar Market Cap Terbesar, Ini Profil Bank Jago

Sati-satunya bank BUKU III yang masuk 10 besar saham big cap

Jakarta, IDN Times - PT Bank Jago Tbk (ARTO) adalah satu-satunya bank BUKU III yang masuk daftar 10 berkapitalisasi terbesar (big cap) menurut Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Maret hingga Juni 2021. 

Sementara itu, 3 bank lainnya yang termasuk 10 besar saham dengan kapitalisasi terbesar ialah BCA (BBCA), BRI (BBRI), dan Bank Mandiri (BMRI) yang semuanya tergolong bank BUKU IV. Kali ini, IDN Times akan mengulas lebih dalam mengenai Bank Jago.

Baca Juga: Kenali 8 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Ini

1. Bank Artos ubah nama jadi Bank Jago

Masuk Daftar Market Cap Terbesar, Ini Profil Bank JagoPeluncuran Aplikasi Jago (Dok. Bank Jago)

Sebelumnya, Bank Jago berdiri dengan nama PT Bank Artos Indonesia yang didirikan di Bandung pada 1992. Setelah menginjak usia 27 tahun, tepatnya 2019, Bank Artos memasuki era baru.

Hal itu ditandai dengan masuknya Jerry Ng melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI), dan Patrick Walujo melalui Wealth Track Technology Limited sebagai pemegang saham pengendali. Masing-masing perusahaan memegang porsi sebesar 37,65 persen dan 13,35 persen, sehingga totalnya 51 persen.

Untuk mendukung aspirasi besar bank, pada 2020 Bank melakukan perubahan nama dari PT Bank Artos Indonesia Tbk menjadi PT Bank Jago Tbk. Keputusan itu tertuang dalam  Keputusan Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor KEP-95/PB.1/2020 tanggal 27 Mei 2020 tentang Penetapan Penggunaan Izin Usaha atas nama PT Bank Artos Indonesia Tbk menjadi PT Bank JagoTbk dan surat persetujuan OJK No. S-19/PB.1/2020 tanggal 8 Mei 2020 perihal Rencana Pemindahan Alamat Kantor Pusat.

2. Dicaplok Gojek

Masuk Daftar Market Cap Terbesar, Ini Profil Bank JagoIlustrasi Logo Gojek (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Pada akhir 2020, Gojek melalui anak usahanya PT Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay) mencaplok 22,16 persen saham Bank Jago. Dengan demikian, GoPay menjadi investor strategis non pengendali perusahaan.

Pada bulan Maret 2021 lalu, Bank Jago melakukan Penawaran Umum Terbatas II atau rights issue dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 3 miliar saham senilai Rp100 per lembar. Kala itu, perseroan menargetkan tambahan modal Rp7,05 triliun. Dengan penambahan modal inti bank menjadi Rp8,11 triliun, Bank Jago resmi menjadi Bank BUKU III.

Selain itu, right issue juga mengubah komposisi pemilik saham perusahaan, terutama dengan masuknya GIC Private Limited, yaitu lembaga dana investasi milik Pemerintah Singapura sebagai pemegang 9,12 persen saham Bank Jago. Lalu, kepemilikan MEI 29,81 persen, Wealth Track Technology Limited 11,69 persen, GoPay 21,4 persen, dan publik 27,99 persen.

Berdata RTI, per 30 Juni 2021 kepemilikan saham Bank Jago juga mengalami perubahan sedikit, yakni MEI sebesar 29,806 persen, GoPay 21,404 persen, Wealth Track Technology Limited 11,686 persen, GIC Private Limited 9,116 persen, dan publik 27,988 persen.

Baca Juga: Mengenal Bank Indonesia, Bank Sentral Penjaga Kestabilan Nilai Rupiah 

3. Kinerja saham Bank Jago

Masuk Daftar Market Cap Terbesar, Ini Profil Bank JagoIlustrasi Harga Saham Naik (Bullish) (IDN Times/Arief Rahmat)

Kinerja saham Bank Jago (ARTO) cukup menakjubkan selama 6 bulan terakhir. Berdasarkan data RI, saham Bank Jago telah melesat 301,86 persen, dan 294,55 persen secara year to date (YTD).

Pada 13 Desember 2020, harga saham ARTO masih di level Rp3.310. Namun, kini harganya sudah melambung tinggi. Pada perdagangan Senin (19/7) kemarin, harga saham ARTO ditutup pada level Rp15.300. RTI mencatat seharian saham ARTO tak beranjak dari zona merah.

Baca Juga: 8 Alasan Kenapa Bank Jago Beneran Jago 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya