Orang Terkaya di Zimbabwe Akan Bangun 5 Pabrik AI di Afrika

- Pabrik AI akan dibangun di beberapa negara Afrika perusahaan Cassava Technologies untuk membangun Sovereign AI Cloud senilai 1,3 miliar dolar AS.
- Masiyiwa bangun perusahaan teknologi besar di Afrika, berperan penting dalam masa depan teknologi di Benua Hitam dengan berbagai kerja sama strategis.
- Pabrik AI pertama sedang dalam pembangunan di Afsel, bekerja sama dengan Nvidia untuk melatih dan menjalankan sistem AI.
Jakarta, IDN Times - Orang terkaya di Zimbabwe, Strive Masiyiwa mengungkapkan rencana untuk membangun pabrik lima artificial intelligence (AI) di Afrika dalam lima tahun ke depan. Langkah ini bertujuan untuk membuat Afrika sebagai pusat AI.
Sebelumnya, Jepang mengumumkan kerja sama dengan negara-negara Afrika untuk mengadakan program pelatihan kepada 300 ribu pekerja. Selain itu, Jepang juga akan mengadakan pelatihan 30 ribu tenaga kerja di bidang AI di Afrika.
1. Pabrik AI akan dibangun di beberapa negara Afrika

Masiyiwa mengatakan perusahaannya, Cassava Technologies untuk membangun Sovereign AI Cloud. Pabrik AI ini akan membuat negara-negara Afrika dapat menjalankan sistem AI lokal.
“Pabrik AI kami akan memberikan infrastruktur untuk inovasi untuk berkembang dan memperkuat bisnis, start-up, dan penelitian dengan infrastruktur AI di Afrika. Sekarang, mereka tidak perlu lagi melihat ke luar Afrika untuk mendapatkan akses tersebut,” ungkapnya pada Kamis (18/9/2025), dikutip dari Business Insider Africa.
Pembangunan pabrik AI ini bernilai 1,3 miliar dolar AS (Rp21,5 triliun) untuk menjadikan Econet Wireless sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Afrika. Pabrik ini akan dibangun di beberapa negara, seperti Afrika Selatan (Afsel), Nigeria, Kenya, Mesir, dan Maroko.
2. Masiyiwa bangun perusahaan teknologi besar di Afrika
Masiyiwa menjadi pebisnis Afrika pertama yang mampu menantang monopoli perusahaan milik negara di bidang teknologi. Lewat Cassava Technologies, ia mampu berperan penting dalam masa depan teknologi di Benua Hitam.
Dalam beberapa tahun terakhir, Cassava sudah berkembang dari perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan yang bergerak di bidang cloud computing, fintech, cybersecurity, dan AI. Pada awal 2025, Cassava sudah bekerja sama dengan Microsoft, AWS, Google, dan Anthropic untuk mendukung pengembang di Afrika.
Perusahaan itu akan menghubungkan pabrik AI dengan jaringan digital, termasuk Africa Data Centres, Liquid Intelligent Technologies, dan Liquid C2. Dengan ini, Cassava sudah menyediakan penampungan data, konektivitas internet, dan layanan keamanan siber di Afrika.
3. Pabrik AI pertama sedang dalam pembangunan di Afsel

Cassava sudah bekerja sama dengan Nvidia untuk membangun pabrik AI pertama di Afsel. Kerja sama ini dengan pengadaan prosesor grafik Nvidia untuk melatih dan menjalankan sistem AI. Sejumlah universitas, peneliti, dan startup di Afrika sudah memesan untuk menggunakan sistem ini.
“Saya mulai merealisasikan di titik yang sudah ada saat ini. Ini adalah sesuatu di masa depan. Saya sudah mengatakan untuk sementara waktu bahwa AI tidak hanya internet. Dampak dari AI sebesar Revolusi Industri. Ini akan terjadi dalam 5-10 tahun ke depan,” ujar Masiyiwa.
Saat ini, proyek AI di Afrika bergantung pada server cloud yang ada di Eropa dan Amerika Utara. Ini yang membuat perkembangan proyek AI di Afrika berjalan lambat dan mahal, serta banyak masalah keamanan privasi data dan keamanan siber lainnya.