Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Contoh Puisi tentang Lingkungan, Pahami Maknanya!

ilustrasi seorang wanita sedang liburan (Pexels.com/Te lensFix)
ilustrasi seorang wanita sedang liburan (Pexels.com/Te lensFix)

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang mudah diterima oleh masyarakat. Dengan puisi, hati lebih tergugah dan terdorong ikut merasakan rasa dari puisi tersebut. Oleh karena itu, puisi sering disampaikan dengan berbagai tema, salah satunya tentang lingkungan.

Puisi tentang lingkungan dan alam sering kali mendorong seseorang untuk menjaga kelestarian serta kebersihan sekitar. Yuk, simak contoh puisi bertemakan lingkungan melalui artikel berikut!

8 Contoh Puisi tentang Lingkungan dan Alam

1. Bumiku

ilustrasi alam (pexels.com/Jacob Colvin)
ilustrasi alam (pexels.com/Jacob Colvin)

Oleh: Tommy Agus Purnomo

 

Kau sapa hadirku, dengan sejuk udaramu

Dekap aku dalam hijau peluk manjamu

Kau ceritakan rimbun daunmu

Kau kabarkan pada elang, pada kumbang, pada setiap penjuru


Kau hapuskan rinduku

Rindu hutanku, rindu alamku, rindu bumiku

Tak ingin kusiakan

Kau janjikan damai dalam kenyataan


Kutitipkan cikal tonggak raksasa

Biarkan akarnya menembus bumimu, memeluk asa

Menjagamu setiap waktu

Dalam damai sejuk dan hijau


Bumiku Ciliwung, Telaga Warna

‘Ku kan kembali dengan cerita

Tentang aku kau semesta raya

Kan kujaga sepanjang masa

2. Menembus Rimba

ilustrasi alam (pexels.com/Francesco Ungaro)
ilustrasi alam (pexels.com/Francesco Ungaro)

Oleh: Muhammad Hatta

 

Kami pergi ke suatu tempat yang jauh dari kota

Jauh pula dari kebisingan, polusi, dan penyakit jiwa

Aku bersama teman baruku menembus rimba

Bertualang dapatkan ilmu baru dan segarkan mata


Rindang, tinggi, dan sejuknya pepohonan

Berteman baik dengan suara hewan damaikan pikiran

Aku datang untuk pelajari seluk beluk hutan

Bukan ‘tuk buka lahan apalagi tebang pepohonan


Aku dan temanku datang dengan maksud baik

Kalian jangan takut apalagi panik

Oh Tuhan, semoga hutanku tetap hijau, asri, dan lestari

Jauhkanlah hutanku dari fraksi mafia rakus penuh konspirasi

Yang akan bakar hutan ‘tuk jadi jalanan dan bangun gedung dan gudang dengan tumbangkan pepohonan demi keuntungan dan penuhi brankas besi

Tanpa hiraukan keseimbangan dan nasib anak cucu nanti

3. Garam Geram

ilustrasi alam (pexels.com/Sami Anas)
ilustrasi alam (pexels.com/Sami Anas)

Oleh: Ali Amrullah

 

Geram garamku terguyur hujan

Kencang angin tak imbang mentari bersinar

Geram garamku kosong airku

“Jarangan” penuh tak pernah mengalir

Tak ada air “Jokan”

Apalagi “Snitan”

 

Geram garamku gemuruh terus menggelegar

“Glinding” menganggur

“Kerokan” manyun

Tak ada yang perlu berputar

Air Tua dibalas Air Muda

Tak perlu “Meleram”

“Ngeleb” apalagi…

 

Geram garamku diamkan saja

Tak ada Air 20

Pun jua 25

 

Geram garamku

Aku pun geram…

Tak perlu mengutuk gelap sore langit

Tak Perlu mengutuk Tuhan

 

“Kumbang” dulu romantis

“Laut” pun selalu senyum manis

Kini…

“Barat” menyeringai

4. Global Warning

ilustrasi alam (pexels.com/Guduru Ajay bhargav)
ilustrasi alam (pexels.com/Guduru Ajay bhargav)

Oleh: Dhimas Mega Putra

 

Makin canggih peradaban teknologi

Makin banyak terdapat polusi

Kini pemanasan global terjadi

Di seluruh bagian Bumi ini

 

Manusia tak sadar perbuatannya

Yang merusak lingkungannya

Hewan dan tumbuhan juga merasa

Lingkungannya dirusak manusia

 

Panas menyengat kulit manusia

Bencana terjadi dimana-mana

Semoga saja semua manusia

Takkan lagi merusak lingkungannya

5. Indahnya Alam Negeri Ini

ilustrasi alam (pexels.com/Chait Goli)
ilustrasi alam (pexels.com/Chait Goli)

Oleh: Ronny Maharianto

 

Kicauan burung terdengar merdu 

Menandakan adanya hari baru Indahnya alam ini membuatku terpaku 

Seperti dunia hanya untuk diriku  

 

Kupejamkan mataku sejenak 

Kurentangkan tanganku sejenak Sejuk, tenang, senang kurasakan 

Membuatku seperti melayang kegirangan

Wahai pencipta alam Kekagumanku sulit untuk kupendam 

Dari siang hingga malam 

Pesonanya tak pernah padam   


Desiran angin yang berirama di pegunungan 

Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan 

Begitu indah rasanya 

Bak indahnya taman di surga


Keindahan alam terasa sempurna 

Membuat semua orang terpana 

Membuat semua orang terkesima 

Tetapi, kita harus menjaganya 

Agar keindahannya takkan pernah sirna

6. Lingkungan yang Indah

ilustrasi alam (pexels.com/Asad Photo Maldives)
ilustrasi alam (pexels.com/Asad Photo Maldives)

Oleh: Afrina Hera Rahma Dini


Oh lingkungan... 

Kau bagai permata di mataku 

Karena kau dunia ini menjadi indah   


Oh lingkungan... 

Kau sudah menghias dunia ini 

Dengan tanaman dan bunga-bunga   

Tetapi sayang 

Tanaman dan bunga-bungamu 

Sering dipetik dan dirusak orang 

Sehingga habis   


Tetapi aku tidak akan pernah 

Membuat bunga dan tanamanmu 

Hilang dan layu 

Aku akan merawatmu 

Sampai mekar dan indah   


Karena kau aku hidup 

Kalau tidak ada kau 

Semua manusia menghirup udara kotor 

Dan karena kau 

Udara kotor menjadi udara yang bersih

7. Hilang Rupa

ilustrasi alam (pexels.com/Ezra Comeau)
ilustrasi alam (pexels.com/Ezra Comeau)

Oleh: Edmun Fidal Nuris


Dulu permadani hijau menyelimuti 

Setiap lekuk tubuhmu ia tutupi 

Jiwamu mengalir jauh dari hulu 

Membawa berkah bagi anakmu   


Engkau dulu indah 

Begitu elok dipandang mata 

Ladangku riang diterpa bayumu 

Semilir angin membelai laksana ibu Sungguh...! 

Kita bak sukma dalam kalbu   


Seribu peluh kami yang menetes 

Seribu kali kau seka dengan balasan 

Engkaulah tulang punggung kami 

Yang menopang kami hingga kembali   


Sekarang semuanya berubah 

Mimpi indah telah musnah 

Siang jadi malam, terang jadi kelam  

Dulu engkau memesona sekarang berubah rupa 

Dulu dielukan sekarang ditindas tanpa rasa 

Tidak ada lagi permadani yang terhampar 

Membuat kami meringis kesesakan   


Tiada malu orang rakus memperlakukanmu 

Mengikis dan menggerusmu hingga hancur 

Memenuhi diri sampai hilang akal 

Tidak peduli engkau merintih kesakitan   


Kami tidak berdaya 

Membela hak yang dulu ada 

Kami hanya mati bisu 

Seperti tikus tertimpa batu   


Tetapi sadarlah! 

Bahwa besok kita masih hidup 

Berjuanglah menghadapi kenyataan 

Semoga kemudian hari kita masih punya harapan

8. Surat Pada Penguasa

ilustrasi alam (pexels.com/Errin Casano)
ilustrasi alam (pexels.com/Errin Casano)

Oleh: Mimik Hairati


Dengan darah yang mengucur sepanjang 

penderitaan yang bergeming 

di tubuh rentaku 

kukatakan pada kalian yang telah 

dititipkan sayap oleh Tuhan 

untuk terbang mengepak di atas kepalaku 

bahwa matiku tinggal beberapa detak jantung lagi 

dan aku tidak memiliki seserbuk gula untuk bekal 

anak-anakku menyeberangi aspal   


Aku mohon pada kalian yang telah direstui langit untuk menjadi pemimpin 

jangan lagi sepetak tanahku kalian incar untuk pembangunan 

hanya itu yang kumiliki!

Nah itulah 8 contoh puisi yang bertema lingkungan, puisi mana yang menggugah hatimu?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
Seo Intern IDN Times
3+
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us