8 Contoh Puisi tentang Lingkungan, Pahami Maknanya!

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang mudah diterima oleh masyarakat. Dengan puisi, hati lebih tergugah dan terdorong ikut merasakan rasa dari puisi tersebut. Oleh karena itu, puisi sering disampaikan dengan berbagai tema, salah satunya tentang lingkungan.
Puisi tentang lingkungan dan alam sering kali mendorong seseorang untuk menjaga kelestarian serta kebersihan sekitar. Yuk, simak contoh puisi bertemakan lingkungan melalui artikel berikut!
8 Contoh Puisi tentang Lingkungan dan Alam
1. Bumiku

Oleh: Tommy Agus Purnomo
Kau sapa hadirku, dengan sejuk udaramu
Dekap aku dalam hijau peluk manjamu
Kau ceritakan rimbun daunmu
Kau kabarkan pada elang, pada kumbang, pada setiap penjuru
Kau hapuskan rinduku
Rindu hutanku, rindu alamku, rindu bumiku
Tak ingin kusiakan
Kau janjikan damai dalam kenyataan
Kutitipkan cikal tonggak raksasa
Biarkan akarnya menembus bumimu, memeluk asa
Menjagamu setiap waktu
Dalam damai sejuk dan hijau
Bumiku Ciliwung, Telaga Warna
‘Ku kan kembali dengan cerita
Tentang aku kau semesta raya
Kan kujaga sepanjang masa
2. Menembus Rimba

Oleh: Muhammad Hatta
Kami pergi ke suatu tempat yang jauh dari kota
Jauh pula dari kebisingan, polusi, dan penyakit jiwa
Aku bersama teman baruku menembus rimba
Bertualang dapatkan ilmu baru dan segarkan mata
Rindang, tinggi, dan sejuknya pepohonan
Berteman baik dengan suara hewan damaikan pikiran
Aku datang untuk pelajari seluk beluk hutan
Bukan ‘tuk buka lahan apalagi tebang pepohonan
Aku dan temanku datang dengan maksud baik
Kalian jangan takut apalagi panik
Oh Tuhan, semoga hutanku tetap hijau, asri, dan lestari
Jauhkanlah hutanku dari fraksi mafia rakus penuh konspirasi
Yang akan bakar hutan ‘tuk jadi jalanan dan bangun gedung dan gudang dengan tumbangkan pepohonan demi keuntungan dan penuhi brankas besi
Tanpa hiraukan keseimbangan dan nasib anak cucu nanti
3. Garam Geram

Oleh: Ali Amrullah
Geram garamku terguyur hujan
Kencang angin tak imbang mentari bersinar
Geram garamku kosong airku
“Jarangan” penuh tak pernah mengalir
Tak ada air “Jokan”
Apalagi “Snitan”
Geram garamku gemuruh terus menggelegar
“Glinding” menganggur
“Kerokan” manyun
Tak ada yang perlu berputar
Air Tua dibalas Air Muda
Tak perlu “Meleram”
“Ngeleb” apalagi…
Geram garamku diamkan saja
Tak ada Air 20
Pun jua 25
Geram garamku
Aku pun geram…
Tak perlu mengutuk gelap sore langit
Tak Perlu mengutuk Tuhan
“Kumbang” dulu romantis
“Laut” pun selalu senyum manis
Kini…
“Barat” menyeringai
4. Global Warning

Oleh: Dhimas Mega Putra
Makin canggih peradaban teknologi
Makin banyak terdapat polusi
Kini pemanasan global terjadi
Di seluruh bagian Bumi ini
Manusia tak sadar perbuatannya
Yang merusak lingkungannya
Hewan dan tumbuhan juga merasa
Lingkungannya dirusak manusia
Panas menyengat kulit manusia
Bencana terjadi dimana-mana
Semoga saja semua manusia
Takkan lagi merusak lingkungannya
5. Indahnya Alam Negeri Ini

Oleh: Ronny Maharianto
Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku
Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak Sejuk, tenang, senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan
Wahai pencipta alam Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam
Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga
Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna
6. Lingkungan yang Indah

Oleh: Afrina Hera Rahma Dini
Oh lingkungan...
Kau bagai permata di mataku
Karena kau dunia ini menjadi indah
Oh lingkungan...
Kau sudah menghias dunia ini
Dengan tanaman dan bunga-bunga
Tetapi sayang
Tanaman dan bunga-bungamu
Sering dipetik dan dirusak orang
Sehingga habis
Tetapi aku tidak akan pernah
Membuat bunga dan tanamanmu
Hilang dan layu
Aku akan merawatmu
Sampai mekar dan indah
Karena kau aku hidup
Kalau tidak ada kau
Semua manusia menghirup udara kotor
Dan karena kau
Udara kotor menjadi udara yang bersih
7. Hilang Rupa

Oleh: Edmun Fidal Nuris
Dulu permadani hijau menyelimuti
Setiap lekuk tubuhmu ia tutupi
Jiwamu mengalir jauh dari hulu
Membawa berkah bagi anakmu
Engkau dulu indah
Begitu elok dipandang mata
Ladangku riang diterpa bayumu
Semilir angin membelai laksana ibu Sungguh...!
Kita bak sukma dalam kalbu
Seribu peluh kami yang menetes
Seribu kali kau seka dengan balasan
Engkaulah tulang punggung kami
Yang menopang kami hingga kembali
Sekarang semuanya berubah
Mimpi indah telah musnah
Siang jadi malam, terang jadi kelam
Dulu engkau memesona sekarang berubah rupa
Dulu dielukan sekarang ditindas tanpa rasa
Tidak ada lagi permadani yang terhampar
Membuat kami meringis kesesakan
Tiada malu orang rakus memperlakukanmu
Mengikis dan menggerusmu hingga hancur
Memenuhi diri sampai hilang akal
Tidak peduli engkau merintih kesakitan
Kami tidak berdaya
Membela hak yang dulu ada
Kami hanya mati bisu
Seperti tikus tertimpa batu
Tetapi sadarlah!
Bahwa besok kita masih hidup
Berjuanglah menghadapi kenyataan
Semoga kemudian hari kita masih punya harapan
8. Surat Pada Penguasa

Oleh: Mimik Hairati
Dengan darah yang mengucur sepanjang
penderitaan yang bergeming
di tubuh rentaku
kukatakan pada kalian yang telah
dititipkan sayap oleh Tuhan
untuk terbang mengepak di atas kepalaku
bahwa matiku tinggal beberapa detak jantung lagi
dan aku tidak memiliki seserbuk gula untuk bekal
anak-anakku menyeberangi aspal
Aku mohon pada kalian yang telah direstui langit untuk menjadi pemimpin
jangan lagi sepetak tanahku kalian incar untuk pembangunan
hanya itu yang kumiliki!
Nah itulah 8 contoh puisi yang bertema lingkungan, puisi mana yang menggugah hatimu?