[Puisi] Agustus dalam Puisi

Satu, dua, tiga, kau hitung lagi hari-hari
Menunggu sampai kapan tak tahu, menanti
Jari jemari yang terus merutuk, menatapi sunyi
Sudah berapa lama kamu menunggu aku, sendiri?
Sambil menunggu kau tuliskan Agustus dalam aksara
Pada kata-kata yang bahkan hatimu tak sanggup bicara
Diam-diam renjana dalam hatimu menggelora
Sayang, kau tak mampu bersuara
Kau selalu menungguku dalam Agustus
Padahal bukannya kita selalu ada di dalamnya?
Cintamu terus diam sampai mampus
Tiga puluh, tiga puluh satu, terlambat sudah cinta kita
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.