Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Bayanganmu di Bangku Sebelah

Iilustrasi secangkir kopi (Freepik.com/Rawpixel)
Iilustrasi secangkir kopi (Freepik.com/Rawpixel)

Kedai kopi itu masih membuka jendelanya seperti biasa
Angin petang menyusup perlahan, membawa bau roti hangat
dan bunyi langkah-langkah asing yang tak pernah berhenti di depan meja ini

Hari ini aku duduk sendiri
Satu kursi di seberang tetap kosong,
tapi rasanya tak betul-betul sepi
Seolah ada sesuatu di situ
yang memilih diam lebih lama daripada aku sendiri

Bayanganmu datang tanpa suara
Ia tak pesan apa-apa, tak juga menoleh ke arahku
Tapi aku tahu ia ada, duduk tenang,
seperti sebelum semua hal yang perlahan berubah menjadi kenangan

Cangkir keduaku tetap penuh
Uapnya naik perlahan, tapi tak setinggi senyummu
yang dulu biasa singgah di sela-sela diam kita
Cinta, barangkali, bukan tentang siapa yang datang,
melainkan tentang siapa yang tak pernah pergi
meskipun tak lagi tinggal.

Kadang aku ingin menyapa,
tapi tak tahu kepada siapa:
kepada kamu yang dulu,
atau kepada bayanganmu
yang masih memilih kursi itu setiap sore.

Mungkin keduanya sama
Karena sampai sekarang pun,
aku masih biasakan untuk menyingkirkan tasku ke sisi
agar kau tetap punya ruang
untuk duduk, walau hanya dalam diam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us