[PUISI] Bayanganmu di Bangku Sebelah

Kedai kopi itu masih membuka jendelanya seperti biasa
Angin petang menyusup perlahan, membawa bau roti hangat
dan bunyi langkah-langkah asing yang tak pernah berhenti di depan meja ini
Hari ini aku duduk sendiri
Satu kursi di seberang tetap kosong,
tapi rasanya tak betul-betul sepi
Seolah ada sesuatu di situ
yang memilih diam lebih lama daripada aku sendiri
Bayanganmu datang tanpa suara
Ia tak pesan apa-apa, tak juga menoleh ke arahku
Tapi aku tahu ia ada, duduk tenang,
seperti sebelum semua hal yang perlahan berubah menjadi kenangan
Cangkir keduaku tetap penuh
Uapnya naik perlahan, tapi tak setinggi senyummu
yang dulu biasa singgah di sela-sela diam kita
Cinta, barangkali, bukan tentang siapa yang datang,
melainkan tentang siapa yang tak pernah pergi
meskipun tak lagi tinggal.
Kadang aku ingin menyapa,
tapi tak tahu kepada siapa:
kepada kamu yang dulu,
atau kepada bayanganmu
yang masih memilih kursi itu setiap sore.
Mungkin keduanya sama
Karena sampai sekarang pun,
aku masih biasakan untuk menyingkirkan tasku ke sisi
agar kau tetap punya ruang
untuk duduk, walau hanya dalam diam.