[PUISI] Buah Kesendirian

Tapi, siapa sangka kesendirian yang begitu pilu
Yang dengannya langkah kaki terasa berat menopang
Hati menjerit karena disiksa rasa sepi
Dan tubuh dibuat letih harus berjuang seorang diri
Siapa sangka,
Ia ternyata mampu bawa kehangatan yang penuh tenang
Ia menjadi belajar bertumpu pada potensi sendiri
Takut dan gagalnya ditelan tanpa menyusahkan yg lain
'Ah tak apa begini', batinnya setiap waktu
Setidaknya, ia masih luang mempelajari diri sendiri
Ia rangkai patah-patah lalu menjadi deretan pelajaran
Agar kelak tak jadi duri bagi kebaikan di sekitar
Ia bangun dinding-dinding tinggi menjulang
Biar kegelisahannya tak tampak pada semesta
Biar ia belajar bangun tanpa mengharapkan tepukan
Agar besar hatinya menerima apa adanya
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.