Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Bulan di Pelupuk Matamu

Ilustrasi cahaya bulan (unsplash.com/@annhwa)
Ilustrasi cahaya bulan (unsplash.com/@annhwa)

Saban malam aku terjaga

Mengharap bulan kembali cerah di pelupuk matamu

Bukan oase fatamorgana dari bulir-bulir peluhmu

Yang menyuburkan kaktus pada pucuk nadiku

 

Tatkala nyanyian jangkrik semakin merajalela

Suaramu menjelma angin berhembus yang tak lagi dapat kuhirup

Dalam balutan kemeja putih yang kau tinggalkan 

Aku merengkuh satu-satunya jejakmu yang belum binasa 

 

Tatkala siulan burung membangunkan sang surya

Duri-duri meluruh, hanyut dalam sungai darah di tubuhku

Aku merelakan malam panjang tanpa rembulan

Dan menunggu hingga kelopak semi mengecup helai rambutku

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Avifa khairunisa
EditorAvifa khairunisa
Follow Us