Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Distraksi Kontemplasi

ilustrasi orang yang sedang merenung (pexels/Liza Summer)

Bukankah waktu itu telah kukatakan?
Sebanyak apa aku menipu diri
Membelai perih dengan tampang berseri
Hanya untuk menadah tawanya,
Mengeratkan tali samar yang tak berupa

Aku pernah mengirim puisi rindu
Atau lagu hati bernuansa syahdu
Dan unggahan yang berpola rapuh
Semakin kubuka kenangan lalu,
Semakin sesak pilu membelenggu

Harusnya aku bisa merefleksi
Harusnya sanggup berkontemplasi
Namun cerita tentang gelak tawanya
Memunculkan getar entah bagaimana

Tolong, maafkan aku atas bait serupa
Tentang suatu nama yang sama
Dan kisah romansa melankolia
Terima kasih telah mencoba
Menemaniku melipur lara

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Chalimatus Sa'diyah
EditorChalimatus Sa'diyah
Follow Us