Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Kacau Semua

Unsplash.com/Amaury Gutierrez
Unsplash.com/Amaury Gutierrez

Kaca-kaca kamar pecah
hamburannya buat luka
menembus sampai ke hati,
kaku lidah ini, keluh.

Cecak-cecak itu bernyanyi
gambarkan kebahagiaan.
Bangsat,
nyanyiannya tak bisa buatku tenang
di dalam ruangan ini
kalau kukeluar dikoyak habis.

Hari itu, hari di mana
hari-hari menangis tersedu
meratapi riuhnya yang tak sempat meraih.
Kalau dinyalakan seribu lentera
gelapnya hari itu tak pernah kabur,
tangguh juga dia.

Suara itu semakin mengeras,
dari jauh tampak mendekat
hingga tiada terdengar lagi
suara lain selain suara itu,
suara tangisan kepedihan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ahmad Rifa'i Yusuf N
EditorAhmad Rifa'i Yusuf N
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Embun Musim Kemarau

23 Sep 2025, 06:15 WIBFiction
ilustrasi istri dan anak

[PUISI] Untukmu, Istriku

22 Sep 2025, 20:22 WIBFiction
ilustrasi perempuan bertopeng

[PUISI] Terbiasa Berdosa

22 Sep 2025, 19:38 WIBFiction
ilustrasi anak

[PUISI] Untuk Anakku

22 Sep 2025, 05:15 WIBFiction
Ilustrasi Interior Sebuah Kafe (pexels.com/Amar Preciado)

[CERPEN] Kafe: Rumah Kedua

21 Sep 2025, 19:24 WIBFiction
ilustrasi tangan

[PUISI] Aku Cinta Kamu

20 Sep 2025, 09:47 WIBFiction
ilustrasi minum kopi

[PUISI] Hangatnya Dingin

20 Sep 2025, 05:04 WIBFiction