[PUISI] Lorong Gelap Itu

Ada resah pada kata yang tak bisa purna
Rintih jerit yang mencekik
Meninggalkan sesak bagi mereka yang dipaksa membisu
Kalimat yang tak tersampaikan menjadi isak yang memilukan
Menjadi peduli bukan berarti dihargai
Mereka yang disanjung berdiri tegak dengan arak
Lalu mereka yang di bawah dipaksa patuh pada titah
Begitulah ironi yang menjadi tradisi
Lorong gelap itu
Menyembunyikan paksaan pada garis haluan
Merebut ketenangan dengan candaan
Kemudian berjabat dengan dalih kemenangan
Layaknya pesuruh yang tak patuh
Lantas apa yang harus dihapus?
Teriak di tengah terik
Atau derita di balik takhta
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.