Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Lorong Gelap Itu

ilustrasi lorong gelap (pexels.com/Fernando Martinez)

Ada resah pada kata yang tak bisa purna
Rintih jerit yang mencekik
Meninggalkan sesak bagi mereka yang dipaksa membisu
Kalimat yang tak tersampaikan menjadi isak yang memilukan

Menjadi peduli bukan berarti dihargai
Mereka yang disanjung berdiri tegak dengan arak
Lalu mereka yang di bawah dipaksa patuh pada titah
Begitulah ironi yang menjadi tradisi

Lorong gelap itu
Menyembunyikan paksaan pada garis haluan
Merebut ketenangan dengan candaan
Kemudian berjabat dengan dalih kemenangan

Layaknya pesuruh yang tak patuh
Lantas apa yang harus dihapus?
Teriak di tengah terik
Atau derita di balik takhta

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us