Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Memoar Andalas

Pixabay/Sasin Tipchai

Aku hanya menatap Lematang beralir tenang
Di mana sampan-sampan tertambat di tepi sungai
Anak-anak bermain, menciprat air tanpa muram
Melebur tawa di antara ricuh polemik kehidupan

Seperti Selero hanya diam gagah
Aku tak mengerti betapa ia betah di sana
Meski hanya sendiri ditemani muara-muara
Menyepikan sejenak orang melintas di jalanan Sumatra

Kembali bertemu dengan kebun karet
Betapa barisnya bak angkatan bersenjata
Lebih tak paham meski mereka selalu disayat
Tetap berdiri pada posisi siap gerak

Ketika waktu begitu cepat menikam bak meniup korek api
Hanya kenangan bersisa di atas puing-puing tak berkesudahan
Kembali meretas rindu yang tak pernah tenang untuk diam
Sedang wajah itu tak lantas terlupakan

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us