[PUISI] Pada Senja Kedua

Senja itu terlupa
Kau berdiri memandang langit
Meluapkan segala tangis yang tumpah
Mengucap sumpah serapah
.
Bagimu mendung tak hanya kelabu
Tapi biru yang menenggelamkan
Kau larut di dalamnya
Berharap menjadi buih-buih lenyap
.
Aku tidak tahu bahwa perpisahan bisa sebegitu perih
Waktu mencambukmu untuk berdiri
Lantas kaujatuh
Jatuh pada cinta yang perih
Jatuh pada luka yang serupa jurang
Kau jatuh tanpa tahu bagaimana cara berdiri
.
Aku hanya bisa memandangimu
Dari balik awan-awan
Pada senja kedua
Pada waktu berbeda
Sementara kau telah terlalu renta
.
Jakarta, 06 September 2018
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.