[Puisi] Rindu Paling Mustajab

Pukul tiga
Dua tiga derajat, umur kita yang beradu cepat
Sabarlah, kopi ini masih hangat
Selama pelukmu masih di aku
Rindu, masih milikmu
Pukul empat
Mengamini senandung dan satu batang sebelum tidur
Semoga khusyuk
Dalam suntuk
Dan segala hal yang mengkhawatirkan
Menjadi abu dalam asbak
Selamat beristirahat
Jiwa-jiwa yang saling mengikhlaskan
Kepercayaan ialah penghambaan paling dalam
Hidup dipenuhi dengan “Aku harap” dan penantian
Antara aku, kamu, dan rindu paling mustajab
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.


















