Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Rindunya Aku pada Mendiang Ayah

ilustrasi gambar ayah dan anak ((istockphoto.com/Halfpoint)
ilustrasi gambar ayah dan anak ((istockphoto.com/Halfpoint)

Ranting dahan telah patah

Lalu, terseok oleh hembusan angin

Seperti itulah jiwaku saat ini

Bagaikan daun terlebur dengan alam

 

Ayah, kenapa kau pergi begitu cepat?

Tidakkah kau rindu akan rengekan ku?

Lupakah engkau wahai, Ayah?

Indahnya harmoni alam yang gemercik

 

Kini, tak ada lagi tangan yang kokoh 

Yang merangkul lunglainya pundakku

Engkau telah pergi untuk selamanya

Rinduku hingga melepuh menantimu

 

Aku pun kini telah tumbuh dewasa

Namun, kau tak pernah kembali 

Ayah, doa ku tak lekang oleh waktu 

Selalu mendoakan untuk jiwamu 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Salma Wati
EditorSalma Wati
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Dalam Pelukan Ibu

06 Okt 2025, 05:15 WIBFiction
Ilustrasi tangan bayi dan ibunya (pixabay.com/Grey85)

[PUISI] Ibu Juga Butuh Ibu

05 Okt 2025, 21:53 WIBFiction
ilustrasi perempuan

[PUISI] Harga Diri

05 Okt 2025, 06:15 WIBFiction
ilustrasi bulan

[PUISI] Padang Rembulan

05 Okt 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi seorang pria di tengah jalan

[PUISI] Salah Jalan

04 Okt 2025, 14:15 WIBFiction
ilustrasi gigih

[PUISI] Filosofi Gigih

04 Okt 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi seseorang bersujud pulang kepada Tuhan

[PUISI] Pulang

03 Okt 2025, 08:15 WIBFiction
ilustrasi berpikir

[PUISI] Berpangku Tangan

03 Okt 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi perempuan bertopeng

[PUISI] Delusional

02 Okt 2025, 20:48 WIBFiction
ilustrasi langit

[PUISI] Cekung

02 Okt 2025, 20:16 WIBFiction