Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Sayang Sekali

ilustrasi perempuan (pexels.com/Александр)

Sayang sekali aku sayang
pada celotehmu yang hangat 
di selasar kita mengulang 
kelakar biar usang
masih sama lucunya. 

Sayang sekali aku sayang
pada ujung garis bibirmu 
yang kerap tersenyum 
paksa pada kawula 
di pelataran parkir.

Sayang sekali aku sayang
pada sebungkus permen 
asam yang memenuhi 
saku celanamu: tak pernah
luput barang sehari. 

Sayang sekali aku sayang 
pada payung seladon
kepunyaanmu yang
selalu tertinggal 
di balkon kamarku. 

Sayang sekali aku sayang
terlampau jauh hingga 
lambat laun tak 
lagi mengenal aku
pada diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Matthew Suharsono
EditorMatthew Suharsono
Follow Us