[PUISI] Sebatang Pensil

Sebatang pensil tergulung dari sudut meja
Terhempas jatuh tersembunyi di balik pintu
Disangkanya, kehilangan akan melanda Sang Tuan
Rupanya, hingga lapuk usia, ia menjalani hidup dengan tak bertuan
Malam-malam terasa panjang
Entah berapa purnama berlalu, sudah tak masuk dalam hitungan
Beribu kali ia mendengar decit pintu dan jerit frustasi seseorang
Bukan lagi suara bocah ingusan, suara serak remaja tanggung yang kini menghantui penghujung malam.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.