[PUISI] Sejauh Padang Ilalang

Aku sudah berupaya menebas jarak
Merapal doa hingga tak lagi mampu bersuara
Mematri kembali yang berserak di jelaga
Menukil segala kata muskil
Memarut yang telanjur carut-marut di kepala
Sekadar kosong dan sia-sia
Kendala semakin biak ilalang
Napasku terengah di pertengahan
Namun, tak apa Ma
Meski harus merangkak disapur tanah
Walaupun kau sebut aku anak jalang yang tak tahu etika
Aku tidak pernah mandam asmara
Bahkan pantaskah pun entah
Hanya harap seperti dahulu
Dikecup di dahi dengan kata-kata
"Selamat pagi, Anakku."
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.