[PUISI] Seperempat Abad Lebih dan Masih Menolak Lupa

/1/
26 Agustus 2024, tepat hari ulang tahunmu
Kembali ingat sajak-sajak dua enam tahun lalu
Sedang kiwari meski canggih tak ada suatu baru
Masih bercokol di bawah selimut kedamaian palsu
Aturan dianggap permainan oleh orang kaya bau
Butirnya dibongkar pasang cocoki sulung dan bungsu
Puncaknya hadirmu berlipat ganda melalui garuda biru
Kata-kata yang beristirahat kini tak lagi mengenal tunggu
/2/
Ujar mereka Indonesia baik-baik saja
Cari uang tetap susah siapa pun penguasa
Diaspora ucap berita di media bikin pusing kepala
Untuk apa peduli negara kalau bisa detoks dunia maya
Punya ilmu tinggi tapi diam saat negara porak-poranda
Sekadar unggah satu cerita dikiranya bakal menodai estetika
Tak ingin dikira ikut-ikutan tapi enggan berusaha untuk membaca
Sudah bergelimang harta toh mudah sekali berganti status jadi WNA
/3/
Bukan hanya mahasiswa yang turun menuntut keadilan
Anak STM bergerombolan tak peduli bukunya kebasahan
Pedagang asongan menitipkan harapan dan berbagi makanan
Ibu-ibu yang disangka awam tanpa takut hadapi aparat sendirian
Suara-suara masih coba diredam dan dipenjarakan
Demonstran ditahan demi akting pahlawan kemalaman
Kekerasan demi kekerasan dianggap perilaku menertibkan
Badan penuh luka barang disita pulang masih dimintai tebusan
/4/
Seumpama bunga kau tak dikehendaki tumbuh dan terbuka
Tetapi biji-biji yang disebar di tembok itu enggan menemui tiada
Walau beratus miliar dihabiskan 'tuk membeli pasokan gas air mata
Walau perlahan-lahan negara makin menyerupai aset pribadi keluarga
26 Agustus 2024, kau sekarang di mana?
Sejak aku tiga belas hingga beranjak dua dua
Gemuruh puisimu terus memantik lahirnya suara
Ialah yang mengajari aku untuk terus menolak lupa