Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Sepucuk Doa untuk Peluk yang Tertunda

ilustrasi seseorang sedang berdoa (pexels.com/Amie Roussel)

Aku pernah menulis rindu tanpa nama
Kuselipkan diam-diam di antara jeda saat bicara
Tak ada yang tahu aku sedang menunggu
Tentang sebuah peluk, atau mungkin sekadar isyarat bahwa aku merindu

Sepucuk doa kutitipkan di langit paling pagi
Bukan untuk meminta kembali
Hanya ingin kau tahu, bahwa aku tidak sedang menahan amarah
Meski jarak membuat kita tak bisa bicara dengan nada ramah

Pernah aku membayangkan kita bertemu di hari biasa
Bukan untuk menjelaskan, cukup saling menatap saja
Dan tahu bahwa meski tak berakhir sama
Kita pernah saling menjaga, dengan cara yang tak biasa

Kini doa itu tak lagi menuntut waktu
Ia tumbuh jadi tenang yang tak sempat sejak dulu
Sebab peluk tak harus terjadi di dunia nyata
Kadang cukup dikenang, dan dimaafkan dengan rela yang sepenuhnya

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us