[PUISI] Sepucuk Doa untuk Peluk yang Tertunda

Aku pernah menulis rindu tanpa nama
Kuselipkan diam-diam di antara jeda saat bicara
Tak ada yang tahu aku sedang menunggu
Tentang sebuah peluk, atau mungkin sekadar isyarat bahwa aku merindu
Sepucuk doa kutitipkan di langit paling pagi
Bukan untuk meminta kembali
Hanya ingin kau tahu, bahwa aku tidak sedang menahan amarah
Meski jarak membuat kita tak bisa bicara dengan nada ramah
Pernah aku membayangkan kita bertemu di hari biasa
Bukan untuk menjelaskan, cukup saling menatap saja
Dan tahu bahwa meski tak berakhir sama
Kita pernah saling menjaga, dengan cara yang tak biasa
Kini doa itu tak lagi menuntut waktu
Ia tumbuh jadi tenang yang tak sempat sejak dulu
Sebab peluk tak harus terjadi di dunia nyata
Kadang cukup dikenang, dan dimaafkan dengan rela yang sepenuhnya