Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Seringnya, Aku yang Tersingkir

ilustrasi kesedihan (pixabay.com/sasint)
ilustrasi kesedihan (pixabay.com/sasint)

Terlalu akrab dengan sepi,
Hingga ramai pun teramat sunyi
Melamun diri di tengah malam hari
Ku ingin berdua namun terhempas ke palung berduri 

Seringnya, aku yang tersingkir 
Ingin berusaha tegar,
Tapi tetap harus selalu berdzikir 
Walau diri harus selalu berakhir tergelincir 

Seringnya, aku yang terlupakan 
Tak peduli jika selalu hadir meluangkan 
Diri ini tetap tidak bisa jadi kesayangan
Karena aku tak pernah berada dalam angan

Seringnya, aku yang dipaksa kuat
Walau dalam hati selalu ingin mengumpat 
Kenapa harus berakhir dengan tobat 
Sedangkan dia selalu berhasil memikat 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Laurensius Aldiron
EditorLaurensius Aldiron
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Aku Tidak Setenang Itu

13 Des 2025, 05:38 WIBFiction
Posisi tenang

[PUISI] Harapan Fana

12 Des 2025, 16:57 WIBFiction
Seseorang memainkan piano di ruang gelap

[PUISI] Meraba dalam Gelap

11 Des 2025, 21:07 WIBFiction
ilustrasi pohon

[PUISI] Gelisah

11 Des 2025, 05:15 WIBFiction
ilustrasi bayangan hitam tubuh

[PUISI] Menemukan Tubuhku

10 Des 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi ibu

[PUISI] Hidup Hari Ini

09 Des 2025, 13:07 WIBFiction
ilustrasi ombak (pexels.com/Sascha Thiele)

[PUISI] Sajak Laut

09 Des 2025, 05:04 WIBFiction