[PUISI] Seringnya, Aku yang Tersingkir

Terlalu akrab dengan sepi,
Hingga ramai pun teramat sunyi
Melamun diri di tengah malam hari
Ku ingin berdua namun terhempas ke palung berduri
Seringnya, aku yang tersingkir
Ingin berusaha tegar,
Tapi tetap harus selalu berdzikir
Walau diri harus selalu berakhir tergelincir
Seringnya, aku yang terlupakan
Tak peduli jika selalu hadir meluangkan
Diri ini tetap tidak bisa jadi kesayangan
Karena aku tak pernah berada dalam angan
Seringnya, aku yang dipaksa kuat
Walau dalam hati selalu ingin mengumpat
Kenapa harus berakhir dengan tobat
Sedangkan dia selalu berhasil memikat
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.