Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Serpihan Malam

ilustrasi perempuan (pexels.com/@pripicart)

Serpihan malam,
Menggerayangi jiwa tanpa dosa
Telah lama, tak terhitung masa
Terangnya bak malam bulan purnama
Berharga bak emas permata

Harga telah menghilang, sisa temaram
Sulit untuk mengakui, kaki ini berdiri sendiri
Itu hanya tipu berujung pilu  
Lenyap sudah dua puluhku

Bisik lirih menggiring puing-puing empati
"Jangan hancurkan mahkota yang elok,"
sedang daun-daun jiwa tetap ingin menyatu
merajuk dan merayumu
Hilang akal, bodoh memang   

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yupi Karoh
EditorYupi Karoh
Follow Us