[PUISI] Tanpa Secangkir Kopi

Tanpa secangkir kopi
Aku duduk menyapa pagi
Menatap heran langit yang sesak oleh polusi
Juga, jalanan yang tak pernah sedikit pun sepi
Di sini penuh keterasingan
Pagi yang tak menenangkan
Siang yang membakar kulit tanpa ampunan
Hingga malam yang memaksa orang mengundang angin buatan
Tempat ini sibuk oleh kompetisi
Aku masih mencoba berdiri
Menahan gemetar tubuh yang kian hari kian tak terkendali
Bisakah aku bertahan hingga akhir nanti?
Hanya sedikit manusia di sini yang ramah
Mungkin mereka terlampau lelah
Atau mungkin juga sebab cuaca yang selalu membuat gerah
Entahlah!
Aku masih berdiam diri
Mencoba menutup mata kembali
Menelisik alam mimpi
Lagi-lagi tanpa secangkir kopi
Juni 2022
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.