[PUISI] Raga Tak Seirama

Semuanya berirama kelabu
Menghunus relung yang amat terbujur kaku
Seolah bayangan tegak itu kembali berseru
Memanggil dalamnya jiwa yang telah lama membeku
Raga ini tertohok
Menjemput asa di antara rasa yang menusuk
Jiwa yang hilang, telah kembali merasuk
Sembari menunggu pemiliknya memupuk
Untaian jejak telah kembali
Meneguk seluruh prasangka yang telah mati
Bersemayam bersama alunan ilusi
Merangkai warna baru dengan berjuta ambisi
Lebur yang kini kembali bertegur
Hancur yang kini tak lagi terbentur
Rusak yang kini kembali merangkak, dan
Mati yang kini tak bisa lagi dihidupi
Lantas, jika sudah begini
Raga itu tak pantas untuk raga ini
-rangkai rasa
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.