[CERPEN] Aku yang Berjalan Tanpamu

Hingga hari ini masih terselip rindu untuknya. Wanita gila yang meninggalkanku, ketika sebuah keyakinan sudah datang untuk menghabiskan sisa hidupku bersamanya.
Seperti guntur yang datang tanpa memberi pertanda kilat cahaya wanita gila itu mencampakanku. Mengakhiri semua mimpi dan harapan yang kami susun bersama.
Sejak saat itu, wanita yang mungkin masih kucintai hari ini itu kusebut wanita gila. Wanita tergila yang pernah kutemui, hingga saat ini aku belum menemui wanita yang mampu menggetarkan hatiku, seperti saatku bersamanya. Hanya dia wanita yang bisa mempermainkan perasaanku sesuka hatinya.
Bagaimana aku tidak menyebutnya gila, dia mengakhirinya setelah dia menerima lamaranku dan di saat satu per satu persiapan itu berjalan. Bahkan tanpa menjelaskan apapun.
"Aku hanya ingin mengakhirinya," ujar wanita gila itu padaku.
Haruskah aku menyebutkan namanya? Rina Safina, itu nama wanita itu. Tentu saja aku masih mengingat namanya, nama orang menanamkan luka yang mungkin kini telah berakar kuat.
Aku yang ingin membencimu selalu gagal, karena lebih kuat merindu. Berkali-kali aku sudah meyakinkankan hatiku untuk menerima kenyataan bahwa aku telah berjalan tanpamu. Tapi kenyataannya itu tidak mudah.
Masih ada terselip harap untuk melanjutkan mimpi yang pernah kita rangkai. Tapi setiap kali aku ingin maju, aku teringat kekejaman hatimu
"Semakin besar usahamu untuk kembali, maka aku akan membencimu sebesar usahamu itu," semua itu dikatakannya tanpa ada segurat rasa yang tersisa untukku.
Sejak kepergianmu, aku terpuruk dalam jurang kesakitan, tanpa bisa berbuat apapun untuk mempertahankanmu. Berjalan tanpamu hidupku begitu hampa.
Dulu yang begitu mudah kugapai, menjadi begitu sulit sekeras apa pun aku berupaya. Aku yang dulu melejit tinggi kembali pada titik terendah, karena sebuah kehilangan.
Berjalan tanpamu, membawa banyak arti kehadiranmu yang selama ini mungkin tidak pernah aku sadari sebelumnya.
Kini aku sadar bahwa ternyata aku telah kehilangan tiang doa yang kokoh, sejak kepergianmu. Doamu itulahh yang mengantarkanku setiap hari.
"Rin, entah sampai kapan aku akan berjalan tanpamu dengan rindu yang masih saja menggebu seperti ini."
Jika kelak kita masuk dalam pusaran takdir yang memaksa kita bertemu lagi, ketahuilah aku sudah melakukan sebuah upaya untuk melupakanmu,tapi aku belum bisa melepaskan bayangmu. Hatiku masih saja belum siap untuk menerima kenyataan untuk perpisahan kita.
Aku lelaki bodoh yang tak mampu berjalan tanpamu, karena lelaki bodoh ini yang masih saja merindu, aku si lelaki bodoh yang terus berupaya melupakan ini selalu gagal untuk melepaskanmu.
Jika masih ada rindumu untukku, masih bisakah kita bertemu?
Bisakah kau biarkan lelaki bodoh ini menangis dalam sakitnya kehilanganmu, tapi tetap bisa berjalan denganmu. Karena berjalan tanpamu, aku tak mampu.***
© Chesamstory
27 February 2019