Apa Perbedaan Resting dan Proofing saat Membuat Donat?

Dalam proses pembuatan donat tentu kamu sudah tidak asing dengan istilah resting dan proofing. Keduanya merupakan tahapan yang penting dan tidak boleh dilewatkan saat membuat donat.
Walaupun begitu, tak sedikit orang yang sering tertukar antara keduanya atau bahkan mengira kedua hal ini adalah proses yang sama. Padahal jika salah memahami maka bisa berakibat fatal pada hasil akhir donat. Karena itu, pahami dulu perbedaan resting dan proofing berikut ini, yuk.
1. Pengertian

Sebelum memahami lebih jauh perbedaan proofing dan resting, mari simak terlebih dahulu perbedaan pengertian antara keduanya. Resting atau mengistirahatkan adonan adalah proses fermentasi awal yang memberi jeda bagi adonan untuk berisitirahat atau lebih rileks setelah diuleni.
Sementara itu proofing adalah proses fermentasi akhir, di mana ragi yang telah aktif akan mengubah gula menjadi gas karbon dioksida yang kemudian terperangkap dalam jaringan gluten sehingga menyebabkan adonan mengembang dua kali lipat.
2. Tujuan

Resting atau mengistirahatkan adonan bertujuan untuk mengendurkan dan membuat gluten menjadi lebih rileks sehingga lebih mudah dibentuk. Tahapan ini sebaiknya tidak dilewatkan, karena jika dilewatkan justru akan membuat adonan cenderung lebih padat dan keras sehingga sulit dibentuk, rasa roti pun akan hambar.
Sama seperti resting, proofing juga dilakukan dengan cara mendiamkan adonan. Namun, proses ini bertujuan untuk membuat adonan mengembang maksimal hingga dua kali lipat dan membuat tekstur donat lebih ringan. Tahapan proofing juga bisa memperkuat cita rasa dan aroma yang khas pada donat.
3. Waktu dan durasi dilakukan

Perbedaan yang paling mencolok dari tahapan resting dan proofing adalah waktu dan durasi dilakukannya. Resting dilakukan pada tahap awal setelah pencampuran bahan dan sudah terbentuk menjadi adonan. Durasi resting ini berbeda tergantung resep dan suhu, tapi untuk donat biasanya resting dilakukan sekitar 15 menit saja.
Jika resting dilakukan di awal dengan durasi singkat, maka proofing dilakukan di akhir fermentasi dengan waktu yang relatif lebih lama. Proofing dilakukan saat adonan sudah selesai dibentuk dan siap untuk digoreng dengan durasi sekitar 60 – 90 menit juga tergantung resep dan suhu ruangan.
Durasi antara keduanya tidak boleh tertukar karena akan berpengaruh pada hasil akhir donat. Misalnya saja jika proofing dilakukan terlalu sebentar maka akan terjadi underproofing yang membuat donat keras setelah digoreng.
4.Cara melakukan

Saat membuat donat, tahap resting dilakukan setelah bahan tercampur dan diuleni. Setelah itu adonan bisa dibentuk bulat menjadi beberapa bagian. Adonan tersebut kemudian diistirahatkan atau di-resting dalam wadah tertutup agar permukaannya tidak kering.
Sementara itu, untuk tahapan proofing dilakukan saat adonan donat telah dipipihkan dan dilubangi. Adonan tersebut kemudian didiamkan atau di-proofing hingga mengembang dua kali lipat dalam wadah, namun tidak perlu ditutup.
Jadi, itulah perbedaan antara tahap resting dan proofing dalam membuat donat. Jangan sampai tertukar agar hasil donat buatanmu bisa mengembang dan lembut maksimal, ya.