Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Perbedaan Vegan dan Vegetarian yang Perlu Kamu Tahu

ilustrasi makan bersama (pexels.com/mikhail-nilov)
ilustrasi makan bersama (pexels.com/mikhail-nilov)
Intinya sih...
  • Vegan dan vegetarian memiliki perbedaan signifikan
  • Vegetarian lebih toleran terhadap konsumsi produk hewani, sementara vegan tidak mengonsumsi produk hewani sama sekali
  • Jenis-jenis vegetarian yang umum meliputi lacto-ovo vegetarian, pescatarian, dan flexitarian. Sedangkan praktik veganisme meliputi dietary vegan, environmental vegan, dan ethical vegan

Vegetarian dan vegan sering dikaitkan karena kesamaan gaya hidup yang mengindari konsumsi terhadap daging hewan seperti sapi dan kambing. Kedua pola makan ini selalu menekankan untuk mengonsumsi produk-produk nabati. Serta mendorong pada gaya hidup yang lebih sehat.

Meskipun sama, vegan dan vegetarian punya perbedaan signifikan. Vegan sering kali dianggap lebih ketat dibandingkan vegetarian. Berikut perbedaan antara vegan dan vegetarian yang perlu kamu tahu.

1.Vegan gak mengonsumsi produk hewani sama sekali

ilustrasi memasak (pexels.com/yaroslav-shuraev)
ilustrasi memasak (pexels.com/yaroslav-shuraev)

Vegetarian dikenal lebih toleran terhadap konsumsi produk-produk hewani. Vegetarian memang menghindari makan daging, tetapi masih mengonsumsi produk hewani. Misalnya masih bisa mengonsumsi susu dan telur, yang bergantung pada jenis vegetarian.

Sedangkan vegan gak mengonsumsi produk hewani sama sekali, baik itu susu, telur, bahkan madu. Gaya hidup vegan lebih ketat dibanding vegetarian karena menghindari produk hewani dan turunannya. Termasuk konsumsi produk non-makanan seperti pakaian dan tas yang terbuat dari kulit hewan. Dan juga kosmetik dan skincare yang mengandung bahan-bahan hewani.

2.Praktik vegan dan vegetarian yang beragam

ilustrasi memasak (unsplash.com/jsnbrsc)
ilustrasi memasak (unsplash.com/jsnbrsc)

Vegan dan vegetarian punya ciri yang sama yaitu gak mengonsumsi daging hewan. Namun, vegan dan vegetarian punya kelompoknya masing-masing. Berikut beberapa jenis vegetarian yang paling umum di sekitar kita.

  • Lacto-ovo vegetarian: jenis vegetarian paling umum yaitu gak mengomsumsi daging, ikan, dan unggas, tetapi masih mengonsumsi olahan susu dan telur.
  • Pescatarian: jenis vegetarian yang gak mengonsumsi unggas dan daging, tetapi masih mengonsumsi hewan laut.
  • Flexitarian atau semi-vegetarian yaitu mengonsumsi produk nabati sebagai makanan utama, tetapi sesekali masih mengonsumsi daging.

Sementara itu, vegan merupakan vegetarian dalam bentuk paling ketat. Berikut beberapa praktik veganisme.

  • Dietary vegan atau plant-based vegan: Praktik vegan ini berfokus pada makanan. Mereka menghindari segala konsumsi produk hewani dan turunannya. Jenis vegan ini paling umum.
  • Environmental vegan atau eco-vegan: Jenis vegan ini punya tujuan untuk mengurangi jejak karbon dari sektor daging dan peternakan, dengan cara mengonsumsi produk-produk nabati.
  • Ethical vegan: Selain menghindari produk hewani pada makanan, ethical vegan juga menghindari produk-produk yang mengandung unsur hewani pada aspek kehidupan yang luas, seperti pakaian dan kosmetik.

3.Vegetarian lebih mudah diterapkan

ilustrasi menyantap makanan (pexels.com/cup-of-couple)
ilustrasi menyantap makanan (pexels.com/cup-of-couple)

Karena lebih banyak pembatasan pada makanan, vegan menjadi lebih sulit untuk diterapkan. Vegan harus lebih berhati-hati saat membeli sebuah produk. Mereka harus melihat label komposisi dan berusaha menghindari bahan-bahan yang berasal dari hewani.

Vegan lebih memiliki variasi lebih sedikit jenis makanan yang untuk dikonsumsi. Hal ini terkadang membuat vegan kesulitan memenuhi gizi dan nutrisi tubuh. Untuk menjadi vegan, perlu memperhatikan asupan gizi dan alternatif pengganti protein yang dihasilkan dari hewan.

Sementara itu, vegetarian lebih mudah diterapkan karena makanan yang boleh dikonsumsi lebih beragam dan mudah ditemukan. Sehingga memudahkan mereka untuk memenuhi asupan gizi sehari-hari.

4.Vegetarian didasari oleh kesahatan, sementara vegan didorong oleh etika

ilustrasi memanen sayuran (pexels.com/kampus)
ilustrasi memanen sayuran (pexels.com/kampus)

Umumnya vegetarian dan vegan berangkat dari motivasi yang berbeda. Vegetarian biasanya didorong oleh alasan kesehatan. Vegetarian dikenal sebagai diet yang kaya serat, mineral, vitamin, serta rendah lemak dan kolestrol yang membuat banyak orang memilihnya untuk mengurangi resiko penyakit jantung, diabetes, kanker, atau obesitas.

Sedangkan vegan berangkat dari motivasi etika yang berkaitan dengan lingkungan. Seseorang yang menjadi vegan untuk menghindari eksploitasi terhadap hewan untuk makanan, pakaian, dan industri yang membutuhkan bagian tubuh hewan.

Namun, gak menutup kemungkinan bahwa vegan juga termotivasi untuk hidup sehat dengan mengonsumsi produk nabati. Sama seperti vegan, vegetarian juga bisa terdorong karena etika lingkungan. Karena baik vegan dan vegetarian punya dampak keberlanjutan yang positif bagi lingkungan hidup.

Vegan dan vegetarian memiliki pola hidup dan pola makan yang mirip, yaitu berbasih pada nabati atau sayur-sayuran. Kedua gaya hidup ini punya beragam manfaat untuk manusia, mulai dari membentuk gaya hidup sehat, mengurangi eksploitasi terhadap hewan, hingga melestarikan lingkungan. Hal yang perlu diperhatikan adalah asupan gizi yang seimbang, karena tubuh membutuhkan substitusi dari protein hewani.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us