5 Seafood yang Tidak Boleh Disajikan saat Imlek, Apa Saja?

Ketika perayaan Imlek, setiap makanan yang dihidangkan mempunyai makna dan simbolisme tertentu, yang bertujuan untuk membawa keberuntungan, kebahagiaan, dan kelancaran di tahun yang baru. Maka dari itu, sejumlah jenis seafood dipandang kurang tepat untuk disajikan karena kaitannya dengan pelafalan atau simbolisme yang dianggap tak memberikan keuntungan dalam budaya Tionghoa.
Sajian yang dianggap membawa nasib buruk atau merendahkan keberuntungan umumnya akan dihindari supaya perayaan Imlek bisa berjalan dengan lancar dan penuh berkah. Berikut beberapa seafood yang tak boleh disajikan saat Imlek.
1. Kepiting

Kepiting menjadi salah satu jenis seafood yang biasanya dipandang tidak cocok untuk dihidangkan ketika Imlek. Hal tersebut berkaitan dengan pelafalan kata “kepiting” dalam bahasa Mandarin yang terdengar mirip dengan kata “keji” (terhina) atau “keterpurukan.”
Dalam budaya Tionghoa, keberuntungan dan kehormatan sangat dilindungi selama perayaan Imlek. Maka dari itu, hidangan yang dianggap dapat mengundang nasib buruk atau merendahkan wajib dihindari.
2. Udang

Udang termasuk dalam jenis seafood yang kerapkali dihindari ketika Imlek, walaupun alasannya tidak sekuat kepiting. Secara budaya, udang bisa diasosiasikan dengan kata “xia” yang dalam bahasa Mandarin, memiliki arti pendek atau rendah.
Hal ini diyakini kurang menguntungkan karena berhubungan dengan pengurangan atau penurunan status dan keberuntungan dalam hidup. Dengan demikian, udang lebih jarang dihidangkan ketika perayaan Imlek yang sarat dengan simbolisme positif.
3. Cumi-cumi

Cumi-cumi termasuk dalam kategori seafood yang sebaiknya dihindari ketika Imlek, terlebih karena bentuknya yang panjang dan menyimbolkan kemalangan. Dalam budaya Tionghoa, bentuk yang terlalu panjang kerapkali dihindari karena dapat melambangkan kesusahan atau perjalanan yang terlalu panjang tanpa akhir yang baik.
Selain itu, cumi-cumi cenderung dikaitkan dengan hal-hal yang tak menyenangkan, yang diyakini dapat mengundang kesialan. Tak hanya itu, tinta hitam yang ada pada cumi-cumi pun dipandang sebagai lambang kesialan karena dapat menyimbolkan kegelapan atau ringangan dalam hidup.
4. Tuna

Tuna, walaupun sangat terkenal dalam masakan sehari-hari juga sebaiknya dihindari ketika Imlek. Hal tersebut karena pelafalan kata tuna dalam bahasa Mandarin yang mirip dengan kata “tun” yang mempunyai arti kehilangan atau kehancuran.
Dalam perayaan Imlek, di mana fokusnya ialah untuk memulai tahun baru dengan penuh harapan dan keberuntungan, hidangan yang dapat merujuk pada kerugian dipandang kurang pantas untuk dihidangkan. Di samping itu, tuna umumnya dijual dalam bentuk besar, yang kerapkali dianggap membawa simbolisme yang berkaitan dengan penurunan status.
5. Lobster

Lobster umumnya dihindari ketika Imlek karena alasan yang berhubungan dengan simbolisme makna kata. Dalam bahasa Mandarin, kata “lobster” terdengar mirip dengan kata “luo” yang berarti "jatuh" atau "terpuruk." Dengan begitu, memakan lobster ketika Imlek dapat dipandang membawa kesialan, yakni penurunan nasib atau keberuntungan yang menurun.
Di samping itu, lobster mempunyai bentuk tubuh yang kerapkali dianggap tak sesuai dengan harapan akan kelancaran dan kebahagiaan dalam kehidupan. Hidangan seperti ikan yang lebih utuh dan bulat sering dipilih karena dipercaya membawa hoki dan kelancaran dalam segala hal. Maka dari itu, banyak keluarga yang memilih untuk tak menghidangkan lobster selama perayaan Imlek.
Beberapa seafood di atas tidak dihidangkan selama perayaan Imlek karena berbagai alasan yang diyakini bisa membawa ketidakberuntungan. Apakah kamu juga berniat untuk tidak mengonsumsinya selama Imlek?