10 Negara yang Cocok untuk Penikmat Makanan Terbuat dari Serangga

Serangga adalah hewan yang kini menjadi daya tarik tersendiri untuk beberapa koki dan restoran. Inovasi serangga sebagai makanan kian gencar terlebih telah banyak penelitian yang menyatakan kandungan protein pada serangga tak kalah banyak dibanding ayam atau babi.

Nah bagi kamu yang ingin menikmatinya, berikut adalah 10 negara yang memiliki olahan serangga sebagai bahan makanan.

Sudah tidak asing lagi bagi wisatawan asing bahwa Thailand merupakan surganya makanan yang terbuat dari serangga. Dengan berbagai olahan, serangga dimakan sebagai camilan dan pendamping saat minum bir bersama teman.

Serangga yang lazim dimakan di Thailand adalah ulat bambu, ulat sutra, belalang, kalajengking, belalang, kutu air raksasa.

Untuk mengolahnya, serangga ini biasanya dicuci hingga 3 kali untuk menghilangkan bau. Sedangkan untuk wisatawan yang ingin menikmatinya bisa mengunjungi Jalan Khao San, Patpong dan Soi Cowboy sebagai street food .

Harga yang ditawarkan 20-30 bath atau 10-15 ribu per sendok.

Sudah lebih dari 2000 tahun yang lalu, menjadikan serangga sebagai makanan layaknya ayam atau babi. Tak hanya yang diolah secara goreng adapula kalajengking yang hanya dicelupkan air mendidih lalu disajikan. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri untuk turis asing.

Untuk menikmatinya turis bisa datang di Beijing daerah pasar malam di Wangfujing Street atau di Distrik Dongcheng. Sedangkan jika berada di Shanghai bisa mengunjungi Southern Barbarian untuk serangga eksotis.

Makan serangga di Jepang tak selazim di Tiongkok ataupun Thailand. Namun ada perayaan tersendiri yaitu Festival Tawon Kushihara. Dimana festival tersebut menyajikan makanan yang mengandung serangga terutama tawon. Serangga tersebut disajikan dalam bentuk agar-agar jeli, sushi tawon atau kerupuk tawon yang disajikan dalam bentuk kemasan. Ada juga belalang, larva, kepompong tawon ataupun larva kumbang.

Tak hanya untuk makanan, serangga juga dipergunakan untuk obat-obatan tradisional.

Seperti halnya Tiongkok, Meksiko juga memiliki tradisi makan serangga dari generasi ke generasi. Tak hanya untuk camilan makanan pinggir jalan tapi juga telah disajikan di restoran dengan gaya mewah.

Ada sekitar 300-550 spesies serangga yang bisa dimakan dan 3 makanan dari serangga yang paling berharga adalah escamoles (larva semut), cumile (kepik daun) dan ahuatle (telur bug air) atau dijuluki kaviar Meksiko. Bahkan untuk serangga jenis kepik daun, Meksiko juga memiliki festival khusus yaitu Festival Jumil.

Sebagai negara dengan keanekaragaman flora dan fauna, serangga menjadi salah satu pilihan untuk dikonsumsi. Beberapa daerah di Indonesia mengolah serangga menjadi makanan yang lazim di daerah tersebut. Di Papua makan belatung sagu sudah menjadi hal yang biasa, baik mentah ataupun dimasak dengan rebus atau tumis bersama sayuran.

Di Lombok bahkan ada tradisi khusus yaitu Bau Nyale artinya menangkap cacing laut. Di Yogyakarta, belalang dijadikan sebagai cemilan dengan cara digoreng. Sedangkan di Ciamis, Jawa Barat jangkrik juga digoreng lalu dibumbui. Kalau di Jawa Timur, serangga jenis kepompong pohon jati dan tawon diolah menjadi makanan.

Perjalanan sejarah di Zimbabwe mengilhami masyarakat sekarang untuk makan serangga. Pemburu dan pengumpul makanan mengumpulkan serangga untuk bertahan hidup. Di antara serangga yang biasa dikonsumsi di antaranya cacing mopane (madora), belalang (hwiza), jangkrik (makurwe), dan beberapa jenis serangga lainnya. Bahkan pada musim semi, rayap bersayap disajikan bersama sadza.

Kini serangga di Zimbabawe bukan lagi makanan rumahan tapi juga tersaji di beberapa restoran.

Semut menjadi salah satu pilihan serangga yang diolah untuk makanan di Brasil. Bahkan di bulan Oktober dan November warga Brasil di Silverias merayakan semut yang tak hanya disajikan dalam bentuk makanan tapi juga sebagai seni dan kerajinan tangan. Top koki Brasil juga membuat menu khusus untuk semut-semut amazon ini. Semut tersebut diolah sedemikian rupa sehingga hadirlah menu hidangan burger semut.

Tak hanya makanan utama, semut juga dijadikan untuk camilan yaitu cokelat semut. Konon katanya rasa semut ini seperti rasa mint.

Kenya dan beberapa negara di Afrika menjadikan serangga sebagai alternatif makanan untuk ketahanan pangan. Salah satu serangga yang kerap dikonsumsi di Kenya adalah serangga yang biasanya merusak alat rumah tangga yang terbuat dari bahan kayu di rumah, rayap.

Berbagai cara rayap dimasak diantaranya dengan dibakar, dilembutkan untuk makanan bayi, ditambah pada tepung jagung sebagai ugali, atau bahkan hanya digoreng dan diberi bumbu.

Tradisi makan serangga di Korea sudah dimulai pada tahun 1970. Namun kini perkembangannya lebih modern karena disajikan dalam makanan kekinian. Diantara menu serangga yang ada di Korea adalah Beondegi, kepompong ulat sutra yang dibumbui dan direbus lalu disajikan dalam cangkir. Menu pupa sutra bahkan direkomendasikan untuk teman minum segelas anggur putih.

Selain itu serangga juga dijadikan sebagai makanan pendamping seperti kue, pasta, dan makanan ringan lainnya.

Beberapa tahun terakhir Israel mengalami lonjakan binatang berupa belalang yang cukup membuat pemerintah kewalahan. Namun kini di Israel, belalang tersebut disajikan sebagai makanan halal dan cemilan sehat.

Cara masak paling umum di Israel adalah dengan menggorengnya dengan tepung. Ada juga yang dimaniskan dengan campuran meringue. Rasa lezatnya konon tak kalah dengan rasa udang.

Walaupun bukan sebagai makanan pokok, kesepuluh negara ini memburu serangga untuk dimakan. Kandungan gizi di dalamnya membuat beberapa restoran mendedikasikan serangga pada menunya. Kamu berani makan gak nih?

10 Negara yang Cocok untuk Penikmat Makanan Terbuat dari Serangga

1. Thailand

2. Tiongkok

Editorial Team

Tonton lebih seru di