8 Tips Menyimpan Jamur biar Lebih Awet dan Gak Gampang Busuk

- Jamur memiliki tekstur kenyal dan empuk, sehingga disukai banyak orang dan bisa disesuaikan dengan jenis masakan serta selera masing-masing.
- Sebelum menyimpan jamur, periksa kondisi fisiknya, pisahkan sesuai jenisnya, keluarkan dari wadah plastik saat tiba di rumah, dan simpan di wadah kering dan berpori-pori.
- Jamur sebaiknya tidak dicuci dengan air, jangan disimpan berdekatan dengan bahan makanan lain yang berbau tajam, bisa disimpan di kulkas atau dibekukan, serta dapat diawetkan dengan cara dikeringkan.
Teksturnya kenyal dan empuk dengan rasa yang nikmat membuat olahan jamur sangat disukai banyak orang. Apalagi jenis dan bentuknya beragam, sehingga bisa disesuaikan dengan jenis masakan serta selera masing-masing.
Saat membeli jamur untuk suatu masakan, tak jarang kita membelinya dalam jumlah banyak. Jika demikian, kamu perlu memahami cara mengawetkannya, agar tidak mudah busuk dan rasanya tetap enak saat dimasak.
Masih belum tahu bagaimana mengawetkan jamur untuk stok bahan makanan? Atau sudah pernah berusaha mengawetkannya, tetapi malah gampang busuk? Berikut tips dan cara mengawetkan jamur agar gak mudah busuk.
1. Cek kondisi jamur saat dibeli

Sebelum menyimpan jamur untuk stok makanan, kamu wajib mengecek kondisi fisik jamur saat membelinya. Pastikan jamurnya dalam keadaan segar. Lebih bagus lagi kalau baru dipanen petaninya.
Selain itu, periksa permukaannya, apakah berlendir atau tidak. Jika berlendir, sebaiknya jangan dibeli. Pada beberapa jamur yang berwarna putih gading, seperti jamur enoki dan jamur tiram, pastikan tidak ada bercak kehitaman, warnanya tidak menguning atau kecokelatan, serta tidak berkerut.
Sedangkan, untuk jamur yang sudah dikeringkan, seperti jamur kuping, pastikan permukaannya bersih, tidak ada bercak keputihan di permukaannya, dan teksturnya kaku.
2. Pilah dan pisahkan jamur

Jika kamu membeli beberapa jenis jamur sekaligus, pisahkan sesuai jenisnya sebelum disimpan. Setelah dipisahkan, periksa lagi kondisi fisik jamur-jamurnya. Namun, apabila sudah berusaha memilih yang terbaik, tapi masih "kecolongan" ada yang busuk, menghitam, berlendir, atau lembek, sebaiknya pisahkan pula dengan yang masih bagus.
Jamur yang rusak bisa memengaruhi jamur-jamur yang kondisinya masih bagus. Nah, jamur yang demikian sebaiknya tidak dimasak. Kalau bagian yang rusak hanya sedikit, sebaiknya dipotong, lalu buang.
3. Keluarkan jamur dari bungkusnya

Biasanya, jamur-jamur yang dijual di pasar tradisional atau supermarket dikemas dengan menggunakan wadah plastik. Seringkali kita akan menemukan titik-titik embun di plastik tersebut. Sesampainya di rumah, keluarkan jamur dari wadahnya dan biarkan "bernapas" selama beberapa saat.
Selanjutnya, simpan jamur di dalam wadah kering dan berpori-pori, seperti kertas atau tisu pengesat (boleh gabungan keduanya). Tujuannya agar jamur tidak mudah lembab dan lembek nantinya, sehingga lebih awet tahan lama.
4. Jangan mencuci jamur yang akan disimpan

Jamur-jamur yang akan disimpan atau diawetkan sebaiknya jangan dicuci dengan air, agar tetap segar. Selain itu, air bisa terserap ke dalam jamur dan bisa membuatnya jadi lembab, berlendir, hingga membusuk nantinya.
Apabila ada kotoran yang menempel, kamu tinggal mengelapnya dengan tisu dapur hingga kotoran tersebut terangkat dan jamur jadi bersih. Lebih mudah, bukan?
5. Jangan menyimpan jamur bersama bahan makanan lainnya

Kalau ingin jamur bisa awet dalam jangka waktu lama, sebaiknya jangan menyimpannya berdekatan atau bahkan jadi satu dengan bahan makanan lain. Apalagi kalau jenis makanannya berbau tajam, seperti petai, jahe, bawang merah, bawang putih, jengkol, durian, dan ikan asin.
Jamur umumnya memiliki sifat menyerap aroma makanan dan hal tersebut akan berpengaruh pada rasanya saat sudah diolah. Kamu gak mau, kan, masak jamur beraroma jengkol atau durian?
6. Simpan di dalam kulkas

Jamur bisa disimpan di dalam kulkas setelah bungkusnya diganti dengan kertas dan tisu yang memiliki pori-pori. Posisi penyimpanannya di bagian laci bawah atau sayur, tetapi usakahan jangan dijadikan satu dengan bahan-bahan lainnya.
Kamu harus cek kondisi kertas dan tisunya secara rutin, setidaknya setiap dua hari sekali. Jika sudah basah, segera ganti dengan kertas dan tisu dapur yang baru. Namun, akan lebih baik jika langsung dimasak. Jamur yang disimpan di kulkas bisa bertahan dan tetap segar hingga sepekan.
7. Dibekukan di dalam freezer

Selain di dalam kulkas, jamur juga bisa dibekukan di dalam freezer. Caranya, masukkan jamur yang sudah dibersihkan (bukan dicuci) ke dalam wadah plastik food grade atau wadah lain yang kedap udara, lalu masukkan ke dalam freezer.
Jamur yang beku dapat bertahan selama sekitar 6-12 bulan. Namun, sebaiknya jangan terlalu lama menyimpannya, agar kualitasnya tidak menurun. Saat hendak diolah, cairkan dahulu jamur semalaman di chiller.
8. Dikeringkan dengan oven atau di bawah sinar matahari

Beberapa jenis jamur bisa diawetkan dengan cara dikeringkan. Misalnya seperti jamur kuping, jamur bunga atau jamur es, dan jamur shiitake. Jika kamu memiliki jamur-jamur tersebut dalam keadaan segar, kamu bisa mengawetkannya sendiri dengan metode yang cukup sederhana.
Cara pertama adalah menjemur jamur di bawah terik matahari langsung. Tata jamur di wadah atau nampan dan beri jarak, biar gak rapat. Penjemuran dapat dilakukan selama 1-3 hari sambil dicek progress-nya setiap hari, apakah sudah cukup keringnya. Ada pun waktu penjemurannya saat matahari terik, sekitar pukul 10.00-14.00 WIB, dan segera angkat jika mendung.
Apabila tidak ingin terlalu lama, kamu bisa mengeringkannya dengan oven pada suhu 65 derajat Celsius selama satu jam. Setelah itu, cek teksturnya apakah sudah kering atau belum. Jika belum, panggang kembali pada suhu dan durasi yang sama.
Jamur yang sudah kering bisa langsung disimpan di dalam wadah. Saat hendak dimasak, kamu bisa merendamnya terlebih dahulu sampai empuk. Tenang saja, rasanya tidak berubah, kok!
Itu dia beberapa tips mengawetkan jamur sebagai stok bahan makanan. Ikuti beberapa langkah di atas, agar jamurmu awet dalam waktu lama, ya!