5 Alasan Mengkonsumsi Daging Merah Dapat Meningkatkan Risiko Kematian

Orang yang memiliki riwayat penyakit cenderung menghindari mengonsumsi daging merah. Namun apakah sebenarnya daging merah memang tidak baik untuk dikonsumsi? Ataukah boleh dikonsumsi dalam batasan tertentu? Seorang peneliti dari Harvard T.H Chan School of Public Health melakukan penelitian dan dipublikasikan di BMJ. Penelitian tersebut menyebutkan fakta tentang keterkaitan konsumsi daging merah dengan meningkatnya risiko kematian.
1.Peneliti menggunakan data kesehatan yang berasal dari wanita maupun pria

Pada penelitian ini digunakan data kesehatan dari 53.553 orang wanita dan juga 27.916 orang pria yang memiliki rekam medis baik. Artinya, tidak ditemukan penyakit kardiovaskular maupun kanker di awal penelitian. Kemudian kesehatan mereka akan terus di pantau selama delapan tahun ke depan. Terhitung mulai dari tahun 1986 hingga tahun 1994, yang diprediksi mungkin akan mengalami kematian pada tahun 1994-2002. Ataupun mulai terjadi perubahan pada tubuh mereka pada tahun 1994-2002 dan akan mengalami kematian pada kisaran tahun 2002-2010.
Wanita dan pria yang diteliti tersebut berasal dari beragam kelompok umur. Kelompok umur wanita berkisar antar usia 30 hingga 55 tahun. Sedangkan pria berasal dari kelompok umur 40 hingga 75 tahun. Mereka diminta untuk selalu mengisi kuesioner frekuensi makan mereka setiap harinya dan setiap empat tahun sekali dicek. Kemudian mereka melaporkan seberapa sering, ataupun rata-rata mereka makan berbagai jenis makanan di tahun-tahun terakhir. Kemudian mereka dikelompokkan kedalam kategori seberapa seringnya mereka mengonsumsi daging merah. Penelitian ini juga mempertimbangkan faktor lain yang juga diperkirakan mempengaruhi dan mengelompokkan mereka berdasarkan umur.
2.Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan risiko terserang penyakit mematikan

Setelah melakukan penelitian didapat hasil bahwasanya memang terdapat hubungan antara frekuensi mengonsumsi daging merah dengan meningkatnya penyakit dan berujung pada kematian. Selama delapan tahun penelitian tersebut menyebutkan bahwa hal yang sama telah terjadi pada wanita maupun pria. Lebih spesifik lagi disebutkan bahwa jika mengonsumsi daging merah sebanyak 3,5 porsi setiap minggu atau lebih selama delapan tahun, maka akan meningkatkan risiko kematian sebesar 10% lebih tinggi dalam delapan tahun berikutnya.
Sedangkan mengonsumsi daging merah yang tidak diproses dengan baik atau tidak dimasak akan meningkatkan risiko kematian sebesar 9%. Terakhir, jika mengonsumsi daging merah yang telah diproses atau olahan seperti bacon, hot dog, sosis dan salami akan meningkatkan risiko kematian sebesar 13% lebih tinggi.
3.Konsumsi daging merah secara rutin diduga dapat menyebabkan divertikulitis

Divertikulitis adalah sebuah kondisi di mana terjadinya peradangan pada satu atau lebih dinding kantung di saluran pencernaan terutama pada usus besar. Peradangan ini ternyata dapat menyebabkan sejumlah komplikasi dalam tubuh yang cukup parah. Termasuk abses, perforasi usus besar dan juga peritonitis (infeksi dan pembengkakan pada lapisan perut). Penyebabnya pastinya memang masih belum jelas ditemukan.
Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam sebuah jurnal menyebutkan bahwasanya konsumsi daging merah dalam jumlah tinggi dapat memicu peningkatan terjadinya divertikulitis. Dibandingkan dengan yang melaporkan makan daging merah dalam jumlah rendah, mereka yang melaporkan makan dalam jumlah tertinggi ditemukan memiliki risiko 58% lebih besar terkena divertikulitis. Risiko terbesar ditemukan pada orang yang mengonsumsi daging merah yang tidak diproses sebelumnya.
4.Ancaman terkena kanker maupun gagal ginjal juga menghantui jika terlalu banyak makan daging merah

Ketika berbicara mengenai memakan daging merah maka tak terlepas dari kanker. Dimana kanker mungkin merupakan implikasi kesehatan yang paling berkembang yang dapat ditimbulkan. Pada Oktober 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan laporan yang menyimpulkan bahwa daging merah "mungkin bersifat karsinogenik bagi manusia," yang berarti bahwa ada beberapa bukti lain yang juga dapat meningkatkan risiko kanker.
Selain itu, WHO menyimpulkan bahwa daging olahan yang didefinisikan sebagai "daging yang telah dimodifikasi melalui pengasinan, fermentasi, atau proses lain untuk meningkatkan rasa" - adalah "karsinogenik bagi manusia," yang berarti bahwa ada cukup bukti bahwa konsumsi daging olahan dapat meningkatkan risiko kanker.
Diabetes dan tekanan darah tinggi merupakan penyebab paling umum dari gagal ginjal, tetapi pada bulan Juli 2016, satu studi menunjukkan bahwa asupan daging merah mungkin menjadi faktor risiko utama. Diterbitkan dalam Journal of American Society of Nephrology, penelitian ini melaporkan hubungan dari banyaknya konsumsi daging merah dengan risiko gagal ginjal. Sebagai contoh, peserta yang berada dalam 25% asupan daging merah tertinggi ditemukan memiliki 40% peningkatan risiko gagal ginjal, dibandingkan dengan mereka yang berada di 25% terendah. Sehingga mengonsumsi ikan/kerang dan sumber nabati lainnya masih lebih baik dibanding dengan daging merah.
5.Seberapa banyak seharusnya setiap orang boleh mengkonsumsi daging merah?

Meskipun berbagai penelitian menunjukkan bahwasanya banyak risiko yang mampu ditimbulkan dari mengonsumsi daging merah, namun tidak dapat dibantah bahwa daging merah juga memiliki nilai nutrisi. Misalkan saja seseorang yang mengonsumsi 100 gram daging sapi mentah terdapat 25% vitamin B3, dan 32% zinc yang terkandung di dalamnya. Selain itu juga terdapat zat besi yang lebih mampu diserap tubuh dibanding zat besi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Juga terdapat kandungan vitamin B6, selenium, vitamin dan juga mineral.
Namun, pedoman kesehatan masyarakat tetap menyarankan untuk membatasi konsumsi dari daging merah. The American Institute for Cancer Research merekomendasikan untuk mengkonsumsi daging merah tidak lebih dari 18 ons per minggu. Daging merah tersebut harus diolah dan dimasak dengan baik untuk mengurangi risiko kanker. Sementara untuk daging olahan harus dihindari sepenuhnya.
Nah untuk kamu yang gemar banget makan daging, sebaiknya mulai dikurangi ya konsumsi daging merah. Terlebih lagi untuk konsumsi daging olahan yang sudah ada di dalam kaleng ataupun bentuk lainnya. Kesehatan itu penting dan tidak ternilai harganya.