Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Penyebab Umum Narkolepsi, Rasa Kantuk Kronis di Siang Hari

ilustrasi tidur (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Narkolepsi adalah gangguan neurologis yang membuat penderitanya mengalami kantuk yang berlebihan di siang hari, serangan tidur mendadak, disfungsi tidur, dan terkadang kehilangan kontrol otot yang disebut katapleksi.

Narkolepsi biasanya disebabkan oleh kerusakan sel-sel yang mensekresi hipokretin di hipotalamus anterior di otak. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kondisi tersebut. Berikut ini akan dijelaskan beberapa penyebab terjadinya narkolepsi.

1. Riwayat keluarga

ilustrasi keluarga (pexels.com/Migs Reyes)

Sekitar 10 persen individu yang mengalami narkolepsi dengan katapleksi memiliki kerabat dekat yang menderita kondisi ini juga. Diperkirakan orang yang memiliki orangtua, anak, atau saudara kandung dengan narkolepsi, memiliki peluang 40 persen lebih besar untuk mengembangkannya jika dibandingkan dengan populasi umum, menurut National Institutes of Health.

Meskipun genetik meningkatkan kemungkinan seseorang terkena narkolepsi, tetapi sebagian besar kasus narkolepsi terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini. Selain itu, tidak semua orang dengan kecenderungan genetik untuk narkolepsi akan mengalaminya.

2. Trauma kepala

ilustrasi sakit kepala (pexels.com/Mental Health America (MHA))

Tak jarang, trauma kepala memicu gangguan tidur. Dalam kasus cedera kepala sedang atau berat, gejala narkolepsi sementara dapat bermanifestasi selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Pada separuh kasus narkolepsi yang dipicu oleh trauma kepala, tidak ada penyebab mekanistik yang dapat diidentifikasi.

Menurut studi tahun 2016, dalam jurnal Neuropsychiatric Disease and Treatment, kebanyakan gejala narkolepsi akibat trauma kepala akan mereda dalam waktu setengah tahun. Namun, orang dengan trauma kepala yang masih mengalami kantuk berlebihan di siang hari setelah enam bulan, lebih mungkin untuk terus mengalami narkolepsi.

3. Lingkungan

ilustrasi tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Beberapa gaya hidup juga dapat berkontribusi pada narkolepsi. Sebaliknya, kesadaran dan mitigasi paparan di tempat kerja atau rumah terhadap racun lingkungan dapat menurunkan risiko individu terkena narkolepsi. Umumnya, gaya hidup sehat, seperti makan seimbang, berolahraga, dan tidak merokok dapat menurunkan risiko kejadian yang berkontribusi pada narkolepsi.

Selain itu, vaksin tertentu juga dapat berkontribusi pada terjadinya narkolepsi. Misalnya, versi vaksin H1N1 yang didistribusikan di Eropa menghasilkan sedikit peningkatan narkolepsi. Pada kasus yang langka, kehadiran bentuk tertentu dari antigen influenza dalam vaksin mungkin telah memicu respons imun di mana tubuh menyerang sel-sel yang memproduksi hipokretin di otak.

Biasanya, gejala narkolepsi dimulai dua bulan setelah vaksin diberikan, menurut studi pada Journal of Autoimmunity. Di Eropa sendiri, vaksin ini sudah tidak digunakan.

4. Stroke

ilustrasi dokter dan pasien sedang berbicara (pexels.com/SHVETS production)

Dijelaskan dalam laman Verywell Health, stroke dapat mempengaruhi tidur dan dapat menyebabkan narkolepsi, meskipun kasusnya cukup jarang. Stroke ditandai dengan terganggunya suplai darah ke hipotalamus. Saat hal ini terjadi, ini dapat mengakibatkan kematian sel, yang mengganggu fungsi jalur penting untuk tidur.

Banyak orang dengan stroke mengalami peningkatan kantuk di siang hari. Kadang-kadang, beberapa gejala narkolepsi menjadi jelas dan dapat mengganggu proses pemulihan.

5. Masalah sistem kekebalan tubuh

ilustrasi laki-laki sedang sakit (pexels.com/cottonbro)

Biasanya, antibodi dilepaskan oleh tubuh untuk menghancurkan organisme dan racun pembawa penyakit. Apabila antibodi keliru menyerang sel dan jaringan sehat, itu dikenal sebagai respons autoimun.

Dijelaskan dalam laman National Health Service, ditemukan bahwa beberapa orang dengan narkolepsi menghasilkan antibodi terhadap protein yang disebut trib 2. Trib 2 diproduksi oleh area otak yang juga memproduksi hipokretin.

Hal ini menyebabkan kurangnya hipokretin, suatu hormon neuropeptida yang diproduksi di hipotalamus yang memberikan pengaruh penting terhadap tidur, gairah, nafsu makan, dan pengeluaran energi. Kurangnya produksi hipokretin ini menyebabkan kantuk berlebihan di siang hari.

 

Jika kamu mengalami gejala narkolepsi, penting untuk melaporkan hal ini pada dokter. Nantinya, dokter akan membantu menentukan penyebab yang mendasari narkolepsi dan meresapkan obat atau terapi sesuai dengan kebutuhanmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eka Ami
EditorEka Ami
Follow Us