Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perbedaan Sneakers dan Sepatu Lari, Beda tapi Sering Dianggap Sama

ilustrasi sepatu lari (pexels.com/Maksim Goncharenok)
Intinya sih...
  • Sneakers dibuat untuk penampilan sehari-hari, tahan lama, dan minim sirkulasi udara.
  • Sepatu lari fokus pada kenyamanan maksimal, ringan, berpori, dan fleksibel.
  • Sol sneakers keras dan datar, sedangkan sol sepatu lari kompleks dengan cushioning empuk.

Kamu pasti pernah bingung saat harus memilih antara sneakers dan sepatu lari untuk dipakai sehari-hari. Keduanya sekilas memang mirip, apalagi kalau brand yang akan kamu beli sudah terkenal dan modelnya kekinian banget.

Banyak sekali orang yang memakai sneakers untuk lari santai atau jogging tanpa tahu dampak buruknya yang akan terjadi pada kaki. Begitu juga sebaliknya, sepatu lari sering dipakai buat nongkrong meski secara gaya agak kurang cocok. Yuk, kita bahas lebih dalam satu per satu perbedaan sepatu lari dan sneakers biar kamu bisa pilih sepatu sesuai fungsinya.

1. Material sneakers dan sepatu lari menentukan performa dan kenyamanan kaki

ilustrasi sneakers (pexels.com/Peter Patel)

Sneakers biasanya dibuat dari bahan yang lebih tebal dan stylish, seperti kulit sintetis, kanvas, atau knit yang solid. Tujuannya untuk mendukung penampilan sehari-hari sekaligus tahan lama meski sering dipakai di jalanan kota yang cukup keras. Bahan material sepatu juga cenderung minim sirkulasi udara karena prioritas utamanya bukan soal teknis tapi tampilan.

Sepatu lari justru lebih fungsional karena bahannya fokus ke kenyamanan maksimal saat bergerak cepat. Biasanya menggunakan mesh berpori yang ringan banget dan punya ventilasi bagus agar kaki kamu tetap adem saat lari jauh. Selain itu, bahan tersebut juga fleksibel, mengikuti gerak kaki biar nggak bikin lecet meski dipakai berjam-jam.

2. Sol sepatu memengaruhi kestabilan dan respons gerakan

ilustrasi sepatu lari (pexels.com/Shane Aldendorff)

Sol sneakers dibuat lebih keras dan datar supaya tetap stabil saat dipakai berdiri atau berjalan dalam waktu lama. Cocok buat kamu yang sering naik kendaraan umum, berdiri di kereta, atau banyak jalan kaki santai di kota. Tapi karena gak ada teknologi redaman, kaki jadi lebih cepat capek kalau kamu paksakan untuk dipakai lari.

Sementara itu, sepatu lari punya struktur sol yang kompleks dengan cushioning empuk di bagian midsole. Ada foam, gel, atau bahkan teknologi busa super ringan yang bantu meredam benturan saat kaki menghantam tanah. Solnya juga gak sepenuhnya datar karena dibentuk mengikuti lengkungan alami telapak kaki, jadi lebih adaptif saat berpindah kecepatan.

3. Bobot sepatu memengaruhi efisiensi langkah dan stamina

ilustrasi sneakers (pexels.com/Mica Asato)

Sneakers biasanya punya bobot yang lebih berat karena desainnya solid dan memakai material yang lebih tebal. Berat ini bikin kamu merasa mantap saat melangkah, apalagi kalau dipakai untuk jalan santai atau nongkrong. Tapi saat dipakai untuk aktivitas yang menuntut kamu untuk lebih gesit, kamu bakal merasa cepat lelah karena beban di kaki bertambah.

Sebaliknya, sepatu lari dibuat seringan mungkin supaya gak bikin kaki terbebani saat bergerak cepat. Bobotnya ringan karena komponen yang digunakan pada sepatu lari memang dioptimalkan untuk kecepatan dan efisiensi langkah kaki.  Bahkan satu ons lebih ringan bisa memberi pengaruh besar ke performa lari kamu, lho terutama kalau dipakai lari jarak jauh.

4. Desain sepatu mencerminkan tujuan gerak yang berbeda

ilustrasi sepatu lari (pexels.com/Pixabay)

Sneakers biasanya punya desain yang lebih kaku dan tegas karena lebih menekankan ke estetika. Model senakers dibuat untuk  dipadukan dengan outfit sehari-hari, dari streetwear sampai gaya kasual semi formal. Tapi dari segi ergonomi, desainnya cenderung minim adaptasi terhadap bentuk kaki dan pola gerakan tertentu.

Sepatu lari dirancang mengikuti anatomi kaki secara detail, termasuk struktur lengkungan, tumit, dan jari-jari. Ada fitur fleksibel di bagian depan sepatu lari supaya jari bisa bergerak alami saat menapak. Sementara tumitnya diperkuat untuk mengurangi risiko cedera, jadi setiap lekuk desain sepatu lari memang gak dibuat sembarangan.

5. Fungsi utama sepatu menentukan batasan pemakaiannya

ilustrasi sepatu lari (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sneakers memang lebih cocok dipakai untuk aktivitas sehari-hari mulai dari hangout, ke kantor, atau sekadar jalan-jalan di mal. Desainnya serbaguna, bisa masuk ke berbagai gaya fashion tanpa bikin kamu kelihatan sporty yang berlebihan. Tapi saat dipakai untuk aktivitas berat seperti lari atau olahraga intens, sneakers rentan bikin kaki gampang lelah bahkan bisa bikin kamu cedera.

Sepatu lari jelas punya target penggunaan yang spesifik, yaitu mendukung performa fisik saat berlari. Setiap komponennya dirancang khusus untuk meminimalkan tekanan berlebih pada otot dan persendian. Jadi meski sepatu lari terlihat biasa saja bahkan kurang fashionable, fungsinya gak akan bisa tergantikan oleh sneakers biasa.

Kalau kamu peduli dengan kenyamanan dan kesehatan kaki, memilih sepatu gak boleh cuma soal gaya. Banyak yang merasa pegal, sakit tumit, atau lecet gara-gara salah pakai jenis sepatu untuk aktivitas tertentu. Apalagi kalau kamu aktif bergerak setiap hari, struktur dan fungsi sepatu bakal berpengaruh langsung ke stamina tubuhmu. Punya sepasang sneakers dan sepasang sepatu lari bukan pemborosan, tapi investasi buat kenyamanan harian kamu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us