Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Manfaat Puasa untuk Otak, Jarang Disadari

ilustrasi kesehatan otak (freepik.com/drobotdean)
Intinya sih...
  • Puasa meningkatkan fungsi otak dengan cara melindungi mitokondria, metabolisme, dan pengurangan oksidasi.
  • Puasa berpotensi meningkatkan kesehatan otak dengan mengurangi peradangan dan meningkatkan pembentukan sel saraf di hipokampus.
  • Memang, puasa menjadi salah satu aspek gaya hidup sehat. Namun, untuk mengoptimalkan kesehatan otak, perhatikan faktor lainnya seperti aktivitas fisik teratur, manajemen stres, kualitas tidur, dan keterlibatan sosial.

Puasa Ramadan diklaim dapat meningkatkan kesehatan dengan berbagai cara. Misalnya, dengan menurunkan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan peradangan, memperbaiki pencernaan, dan masih banyak lagi.

Namun, tahukah kamu bahwa penelitian menunjukkan bahwa puasa juga berperan dalam meningkatkan kesehatan otak?

Selanjutnya, ini memperlambat berkembangnya kondisi neurologis tertentu, seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, stroke, dan multiple sclerosis.

Jadi, apa saja manfaat puasa untuk kesehatan otak? Ini dia penjelasannya.

1. Meningkatkan fungsi mitokondria

Puasa melindungi otak dengan cara meningkatkan fungsi mitokondria, metabolisme, dan pengurangan oksidasi.

Mitokondria adalah bagian otak yang peran utamanya menghasilkan energi dan sangat penting bagi kesehatan otak. Banyak penyakit terkait usia berkaitan erat dengan ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan energi, yang kemungkinan disebabkan oleh disfungsi mitokondria akibat penuaan.

Penelitian terhadap hewan pengerat menunjukkan bahwa puasa atau mengurangi kalori hingga 40 persen berpotensi melindungi atau meningkatkan fungsi mitokondria otak. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian guna mendukung teori ini.

2. Memperbaiki komunikasi usus dan otak

ilustrasi otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Usus dan otak saling berkomunikasi melalui sistem saraf tubuh. Otak dapat memengaruhi perasaan usus, seperti "butterfly" pada perut saat kamu melihat orang yang kamu kagumi. Sebaliknya, usus juga dapat memengaruhi suasana hati, kognisi, dan kesehatan mental.

Studi pada tikus menunjukkan bahwa puasa menunjukkan potensi untuk meningkatkan kesehatan otak. Ini dilakukan dengan meningkatkan kelangsungan hidup dan pembentukan sel saraf di hipokampus, yaitu area otak yang bertanggung jawab dalam ingatan, pembelajaran, dan emosi.

3. Mencegah gangguan neurodegeneratif

Sebuah pada penelitian terhadap hewan melaporkan bahwa puasa dapat menjaga kesehatan otak dan meningkatkan produksi sel saraf. Ini selanjutnya membantu meningkatkan fungsi kognitif. Puasa juga dapat membantu meredakan peradangan, yang selanjutnya membantu mencegah gangguan neurodegeneratif.

Secara khusus, penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa dapat mencegah dan memperbaiki gangguan otak, seperti penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh puasa terhadap fungsi otak pada manusia.

4. Mengurangi peradangan

ilustrasi perempuan mengalami sakit kepala akibat epidural (freepik.com/stefamerpik)

Bentuk puasa, seperti puasa intermiten, dapat membantu mengurangi peradangan pada tubuh, termasuk otak.

Peradangan kronis sendiri dikaitkan dengan berbagai gangguan neurologis, seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan multiple sclerosis. Puasa intermiten dapat mengurangi peradangan, yang selanjutnya menurunkan risiko gangguan-gangguan ini.

5. Meningkatkan kesehatan mental

Sejumlah penelitian telah mengamati dampak puasa terhadap masalah kesehatan mental, termasuk stres, kecemasan, dan depresi.

Sebuah tinjauan ilmiah menganalisis 11 penelitian, dengan total lebih dari 1.400 peserta. Sebagian besar penelitian didasarkan pada puasa antara matahari terbit dan terbenam selama bulan Ramadan. Para ilmuwan menemukan bahwa puasa Ramadan dikaitkan dengan perbaikan stres, kecemasan, dan gejala depresi.

Meskipun penelitian ini memberikan hasil yang mengesankan, tetapi para ilmuwan masih belum mengetahui dengan jelas bagaimana puasa meningkatkan kesehatan mental. Misalnya, apakah hal ini terkait secara spesifik dengan cara kerja puasa intermiten atau hanya karena mengonsumsi lebih sedikit kalori.

6. Peningkatan neurogenesis

ilustrasi pemeriksaan kepala (freepik.com/DC Studio)

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat mendorong pertumbuhan neuron baru di hipokampus.

Hipokampus adalah wilayah otak yang berhubungan dengan pembelajaran dan memori. Hal ini dapat berkontribusi pada peningkatan fungsi kognitif dan penurunan risiko penyakit neurodegeneratif.

7. Peningkatan produksi BDNF

Brain-derived neurotrophic factor (BDNF) merupakan protein yang mendukung kelangsungan hidup neuron yang ada dan mendorong pertumbuhan neuron dan sinapsis baru. Puasa dapat meningkatkan kadar BDNF, yang selanjutnya meningkatkan fungsi kognitif, pembelajaran, dan memori.

Demikianlah beberapa manfaat puasa bagi otak. Memang, puasa menjadi salah satu aspek gaya hidup sehat. Namun, untuk mengoptimalkan kesehatan otak, jangan abaikan semua faktor lainnya, seperti aktivitas fisik teratur, manajemen stres, kualitas tidur, dan keterlibatan sosial.

Referensi

Journal of Cerebral Blood Flow & Metabolism, Juli 2014. Caloric Restriction Impedes Age-Related Decline of Mitochondrial Function and Neuronal Activity.
Nature Reviews Neuroscience, April 2018. Intermittent metabolic switching, neuroplasticity and brain health.
Brain Sciences, Februari 2021. The Impact of Intermittent Fasting on Brain-Derived Neurotrophic Factor, Neurotrophin 3, and Rat Behavior in a Rat Model of Type 2 Diabetes Mellitus.
Baylor Scott White Health. Diakses pada Maret 2024. Is intermittent fasting the secret to better brain health?
Nutrients, 2021. Fasting Interventions for Stress, Anxiety and Depressive Symptoms: A Systematic Review and Meta-Analysis.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us