7 Dampak Keseringan Tidur saat Puasa, Coba Sibukkan Diri

- Puasa dapat menyebabkan kelelahan dan kurangnya energi karena tidak makan dan minum selama lebih dari 12 jam, mengakibatkan rasa lapar yang mencapai puncak pada siang hari.
- Tidur berlebihan dapat mengganggu jam internal tubuh, meningkatkan risiko obesitas, sakit kepala, masalah punggung, depresi, fungsi mental yang menurun, serta peningkatan risiko kematian dini.
- Untuk mengatasi kelelahan saat puasa, lakukan power nap maksimal 20 menit untuk mengembalikan stamina tanpa menimbulkan risiko kesehatan lainnya.
Puasa menyebabkan banyak perubahan pada tubuh. Salah satu efek puasa yang umum dirasakan adalah merasa lesu, mengantuk, dan kekurangan energi karena tidak makan dan minum selama lebih dari 12 jam, terlebih pada siang hari ketika rasa lapar mencapai puncaknya.
Karenanya, tak jarang beberapa orang memutuskan untuk menghabiskan waktu puasa dengan tidur, bahkan hingga menjelang waktu buka puasa.
Walaupun tidurnya orang puasa adalah ibadah, tetapi bukan berarti kamu boleh tidur. Berikut ini dampak dari keseringan tidur saat puasa.
1. Bukannya segar, kamu malah makin lemas
Beberapa orang yang keseringan tidur mungkin melaporkan kelelahan meskipun tidur lebih lama atau sering tidur siang.
Setiap penyimpangan dalam pola tidur dapat mengganggu ritme sirkadian, yang merupakan jam internal tubuh. Jam inilah yang menentukan proses biologis penting dalam tubuh, seperti saat kamu paling waspada dan saat kamu lapar.
Saat jam internal tubuh ini terganggu, baik karena kamu kurang tidur atau tidur lebih lama dari biasanya, ini bisa mengganggu seluruh jadwal alami kamu, membuat kamu merasa lelah ketika biasanya kamu merasa waspada. Ini mungkin juga memengaruhi hal-hal lain, seperti metabolisme, tingkat energi, dan banyak lagi.
Jika kamu sering merasa lelah meski cukup tidur setiap malam, penting untuk berkonsultasi dengan dokter.
2. Berat badan bisa naik

Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit juga bisa membuat berat badan bertambah. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidur selama 9 atau 10 jam setiap malam memiliki kemungkinan 21 persen lebih besar untuk mengalami obesitas selama periode enam tahun dibandingkan orang yang tidur antara 7 dan 8 jam. Hubungan antara tidur dan obesitas tetap sama meskipun asupan makanan dan olahraga diperhitungkan.
Walaupun penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi para ahli menduga bahwa terlalu sering tidur berarti lebih sedikit beraktivitas fisik. Makin sering kamu tidur, makin sering kamu bergerak, dan makin sedikit kalori yang kamu bakar.
3. Sakit kepala
Bagi orang-orang yang rentan mengalami sakit kepala, tidur lebih lama dari biasanya bisa bikin kamu terbangun dengan sakit kepala.
Para peneliti meyakini hal ini disebabkan oleh efek tidur berlebihan terhadap neurotransmiter tertentu di otak, termasuk serotonin.
Orang yang terlalu banyak tidur pada siang hari dan mengganggu tidur malamnya juga mungkin akan diserang sakit kepala pada pagi hari.
4. Sakit punggung

Menghabiskan terlalu banyak waktu di tempat tidur dapat menimbulkan rasa pegal, terutama bagi orang-orang yang punya masalah punggung.
Kurangnya gerakan, terlalu lama berbaring dalam satu posisi, atau kasur yang jelek dapat menambah rasa sakit.
Orang yang memiliki masalah nyeri juga mengalami kurang tidur sehingga membuat mereka ingin tidur lebih lama.
5. Depresi
Depresi dan tidur cenderung saling berhubungan. Depresi bisa membuat kamu tidur lebih lama. Pada gilirannya, tidur yang lebih lama dapat mempertahankan kondisi depresi.
Tidur berlebihan dapat mengganggu produksi serotonin, neurotransmiter yang berperan dalam pengaturan suasana hati.
6. Sulit fokus

Tidur berlebihan dapat menyebabkan otak menua lebih cepat dan menyulitkan melakukan tugas sehari-hari yang paling sederhana, menurut penelitian.
Orang yang tidur lama cenderung mengalami masalah dengan fungsi mental dasar, mungkin ada hubungannya dengan seberapa sering mereka terbangun pada malam hari. Kalau saat tidur malam kamu beberapa kali terbangun, kamu mungkin tidak mendapatkan tidur nyenyak dan restoratif yang kamu butuhkan.
7. Risiko kematian dini
Studi epidemiologi skala besar menunjukkan bahwa orang yang tidur lebih lama lebih mungkin meninggal sebelum waktunya.
Alasannya persisnya tidak diketahui, tetapi peradangan mungkin memainkan peran penting. Ditambah lagi, ada kemungkinan besar meninggal pada usia yang lebih muda jika memiliki masalah seperti diabetes dan penyakit jantung—yang disebabkan oleh terlalu banyak (atau terlalu sedikit) tidur.
Beberapa penelitian juga menemukan orang tidur 9 jam atau lebih setiap malam memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidur 7 hingga 8 jam setiap malam.
Para peneliti berteori bahwa depresi dan status sosial ekonomi rendah juga berhubungan dengan waktu tidur yang lebih lama. Mereka berspekulasi bahwa faktor-faktor ini mungkin terkait dengan peningkatan angka kematian pada orang yang tidur terlalu lama.
Wajar jika saat puasa Ramadan kamu merasa lelah pada siang hari. Untuk mengakalinya, kamu bisa melakukan power nap, yaitu tidur singkat maksimal 20 menit untuk mengembalikan stamina. Jangan melakukannya terlalu lama (atau terlalu sering) karena bisa menimbulkan rasa lelah dan risiko kesehatan lainnya seperti yang dicantumkan di atas.
Referensi
"Is Getting Too Much Sleep Bad for You?" Houston Methodist. Diakses Maret 2024.
"Physical Side Effects of Oversleeping." WebMD. Diakses Maret 2024.
"6 Bad Things That Happen When You Sleep Too Much." Prevention. Diakses Maret 2024.
"Does Sleeping Too Much Affect You?" Verywell Health. Diakses Maret 2024.
"Too much sleep? Here are some surprising facts about oversleeping." BJC HealthCare. Diakses Maret 2024.
Elizabeth E. Devore et al., “Sleep Duration in Midlife and Later Life in Relation to Cognition,” Journal of the American Geriatrics Society 62, no. 6 (May 1, 2014): 1073–81, https://doi.org/10.1111/jgs.12790.
"Tips Mengatur Pola Tidur saat Bulan Puasa." Kemenkes RI Direktorat Jenderal P2P. Diakses Maret 2024.