Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Growing Pain Tanda Anak Akan Cepat Tinggi? Ini Faktanya!

ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Gustavo Fring)

Banyak orangtua sering khawatir ketika anaknya tiba-tiba mengeluh sakit di kaki atau betis, terutama saat malam hari. Kondisi ini biasanya disebut growing pain, istilah ini sering disalah artikan karena dikira berhubungan dengan proses pertumbuhan tulang. Tak jarang muncul anggapan kalau anak yang mengalami growing pain akan cepat tinggi.

Faktanya, fenomena growing pain memang umum terjadi pada anak usia 3 hingga 12 tahun. Biasanya muncul di sore atau malam hari, dan rasa nyeri bisa sangat mengganggu. Meskipun namanya "growing pain", para ahli masih memperdebatkan apakah rasa sakit ini benar-benar disebabkan oleh proses pertumbuhan tulang atau tidak, berikut ini faktanya!

1. Apa itu growing pain?

ilustrasi anak tidur (freepik.com/freepik)
ilustrasi anak tidur (freepik.com/freepik)

Dilansir dari Mayo Clinic, growing pain adalah rasa nyeri otot yang biasanya muncul di kedua kaki anak, terutama di betis, paha, atau bagian belakang lutut. Sakitnya tidak menetap, kadang hilang-timbul, dan cenderung memburuk di malam hari. Biasanya bikin anak sulit tidur atau bahkan mengeluh kesakitan.

Kondisi ini tak menimbulkan kerusakan permanen pada otot maupun tulang, serta biasanya berkurang seiring bertambahnya usia. Growing pain juga bukan penyakit serius, tapi lebih kepada kondisi umum yang dialami sebagian anak. Meski begitu, rasa sakitnya nyata dan bisa mengganggu aktivitas atau tidur anak.

2. Growing pain tanda anak akan cepat tinggi?

ilustrasi anak (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi anak (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak orang mengaitkan growing pain dengan pertumbuhan tinggi badan. Namun menurut UCLA Health, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa nyeri ini berhubungan dengan percepatan pertumbuhan tulang. Artinya, anak yang mengalami growing pain belum tentu akan tumbuh lebih tinggi dibanding yang tak mengalaminya.

Sebaliknya, growing pain lebih sering dikaitkan dengan aktivitas fisik anak di siang hari, seperti berlari, melompat, atau olahraga intens. Jadi, rasa sakit itu kemungkinan lebih disebabkan karena otot yang lelah, bukan karena tulang sedang "memanjang" dengan cepat, ya!

3. Faktor yang bisa menyebabkan growing pain

ilustrasi anak sakit (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi anak sakit (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Meski penyebab pastinya belum jelas, penelitian yang diterbitkan di National Center for Biotechnology Information (NCBI) menyebutkan beberapa faktor yang mungkin memengaruhi growing pain antara lain aktivitas fisik berlebihan, sehingga membuat otot bekerja ekstra.

Rasa nyeri ini diakibatkan oleh fleksibilitas sendi pada anak. Faktor psikologis, seperti stres atau kelelahan juga berpengaruh. Hal ini menjelaskan kenapa rasa sakit sering muncul setelah anak beraktivitas seharian penuh.

4. Cara mengatasi growing pain

ilustrasi anak sakit (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi anak sakit (pexels.com/cottonbro)

Menurut Cleveland Clinic, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu anak meredakan rasa sakit akibat growing pain. Mulai dari melakukan pijatan lembut pada area yang sakit. Lalu memberikan kompres hangat untuk meredakan nyeri otot.

Selanjutnya dengan membiasakan anak melakukan peregangan ringan sebelum tidur. Memastikan anak cukup istirahat setelah beraktivitas fisik seharian. Dalam kasus tertentu, dokter bisa menyarankan obat pereda nyeri ringan, dan sebaiknya jangan memberikan obat tanpa anjuran tenaga medis.

5. Kapan harus waspada?

ilustrasi menggendong anak (pexels.com/ketut-subiyanto)
ilustrasi menggendong anak (pexels.com/ketut-subiyanto)

Meskipun growing pain umumnya tidak berbahaya, ada tanda-tanda tertentu yang perlu diwaspadai orangtua. Dilansir Cleveland Clinic, kamu sebaiknya segera konsultasi ke dokter jika anak mengalami nyeri hanya di satu sisi tubuh. Muncul kemerahan dengan rasa sakit.

Bengkak, atau luka di area nyeri, hingga urin dengan warna pekat. Selain itu juga harus waspada ketika anak kesulitan berjalan atau aktivitasnya sudah terganggu. Gejala-gejala ini bisa menandakan masalah lain yang lebih serius, sehingga perlu pemeriksaan medis lebih lanjut.

Meski namanya terdengar berkaitan dengan pertumbuhan, belum ada bukti medis yang menghubungkan growing pain dengan peningkatan tinggi badan. Kamu tidak perlu panik jika anak mengalami growing pain, selama gejalanya ringan dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

Referensi

"Growing pains". Mayo Clinic. Diakses September 2025.

"Growing pains: What every parent should know". UCLA Health. Diakses September 2025.

Lehman PJ, Carl RL. Growing Pains. Sports Health. 2017 Mar-Apr;9(2):132-138. doi: 10.1177/1941738117692533. Epub 2017 Feb 8. PMID: 28177851; PMCID: PMC5349398.

"Growing pains". Cleveland Clinic. Diakses September 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Health

See More

4 Alasan Mengapa Cacingan Masih Menjadi Masalah Kesehatan di Indonesia

08 Sep 2025, 21:08 WIBHealth