Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Bahan Alami untuk Mengobati Luka Bernanah, Cepat Kering!

ilustrasi luka pada jari (unsplash.com/Diana Polekhina)
Intinya sih...
  • Gel lidah buaya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai masalah kulit, termasuk luka bakar dan luka infeksi.
  • Kurkumin dalam kunyit memiliki sifat antiinflamasi dan antimikroba alami yang dapat membantu menyembuhkan luka pada kulit saat dioleskan.
  • Madu memiliki sifat antioksidan, antibakteri, dan antiinflamasi serta telah lama digunakan dalam resep penyembuhan luka tradisional.

Cara terbaik menangani luka dan mencegahnya agar tidak terinfeksi adalah dengan membersihkannya menggunakan air hangat dan sabun lembut. Namun, jika luka terlanjur mengalami infeksi, membersihkannya dengan sabun dan air saja tidak akan cukup. 

Salah satu tanda bahwa luka mengalami infeksi adalah keluarnya cairan kental berwarna kuning, kecokelatan, atau kehijauan yang disebut nanah. Keluarnya nanah adalah bagian dari proses penyembuhan yang dilakukan tubuh ketika ada bagian yang terluka. Cairan ini mengandung sel darah putih, bakteri mati, puing-puing luka, dan sel inflamasi.

Luka yang terinfeksi atau bernanah biasanya diatasi dengan salep antibiotik. Meskipun ada beberapa salep antibiotik yang dijual bebas, tetapi kamu sebaiknya tidak sembarangan menggunakannya tanpa pengawasan dokter. Sebagai gantinya, ada bahan alami untuk mengobati luka bernanah yang bisa dilakukan di rumah. Apa saja?

1. Lidah buaya

Gel lidah buaya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai masalah kulit, termasuk luka bakar dan luka infeksi. Menurut penelitian, lidah buaya memiliki efek antimikroba dan antiinflamasi, serta dapat mempercepat penyembuhan jaringan kulit.

Di antara kegunaan lidah buaya adalah mengatasi luka jerawat, luka bakar, dan ruam. Selain mempercepat penyembuhan luka, sensasi dingin lidah buaya juga dapat meringankan rasa sakit. Kamu dapat mengoleskan lidah buaya beberapa kali sehari sesuai kebutuhan.

2. Kunyit

ilustrasi kunyit (pixabay.com/nirmalsarkal)

Salah satu komponen kunyit, yaitu kurkumin, memiliki sifat antiinflamasi dan antimikroba alami yang dapat membantu menyembuhkan luka pada kulit saat dioleskan.

Sebuah penelitian menyebut bahwa kunyit juga memiliki komponen antiinfeksi. Namun, meskipun ada banyak penelitian tentang manfaat kunyit, tetapi kebanyakan merupakan penelitian terhadap hewan.

Sementara itu, penelitian tentang efek kunyit untuk menyembuhkan luka pada manusia masih kurang. Selain itu, tidak disarankan mengonsumsi suplemen kunyit secara oral karena ini dapat meningkatkan risiko pendarahan.

3. Madu

Madu memiliki sifat antioksidan, antibakteri, dan antiinflamasi serta telah lama digunakan dalam resep penyembuhan luka tradisional.

Sebuah tinjauan menyebut bahwa penelitian laboratorium menunjukkan madu secara signifikan meningkatkan tingkat penyembuhan luka pada hewan. Madu juga mengurangi pembentukan bekas luka dan menghambat pertumbuhan bakteri pada luka akut dan luka bakar.

Namun, mengoleskan madu ke luka pascaoperasi dapat menyebabkan lebih banyak infeksi. Karenanya, madu sebaiknya hanya digunakan untuk mengatasi luka ringan dan tidak disarankan untuk dioleskan pada luka besar, kecuali jika dianjurkan oleh dokter.

4. Marigold

ilustrasi marigold (pixabay.com/Christina Zetterberg)

Marigold adalah tanaman hias yang sejak lama diyakini memiliki banyak manfaat kesehatan. Sebuah tinjauan ilmiah mengungkapkan, studi in vitro terhadap marigold menunjukkan bahwa tanaman ini mampu merangsang kolagen, memiliki aktivitas antimikroba, dan antiinflamasi.

Untuk menggunakannya, kamu bisa mengoleskan kantong teh marigold yang telah diseduh ke luka atau mengoleskan salep marigold. Disarankan untuk melakukan patch test terlebih dahulu untuk memastikan kamu tidak memiliki alergi.

5. Minyak lavender

ilustrasi lavender (unsplash.com/baraajahalej)

Lavender, khususnya dalam bentuk minyak esensial, dapat mempercepat penyembuhan luka dan memberikan efek antimikroba dan antibakteri. Namun, sebelum menggunakannya penting untuk mengencerkan minyak lavender terlebih dahulu dengan minyak pembawa, seperti minyak jojoba, zaitun, atau almon.

Sebuah penelitian tahun 2016 menunjukkan bahwa area luka yang diobati secara topikal dengan minyak lavender secara signifikan menurun dibandingkan dengan luka tikus kontrol.

Pengamatan menunjukkan bahwa aplikasi topikal minyak lavender mampu menginduksi kolagen, disertai peningkatan jumlah fibroblas, yang menyintesis kolagen.

6. Minyak kelapa

ilustrasi minyak kelapa (freepik.com/jcomp)

Salah satu asam lemak yang terkandung dalam minyak kelapa, yaitu monolaurin, memiliki sifat antimikroba. Asam lemak dalam minyak kelapa ini diyakini dapat membantu penyembuhan luka dan mengurangi risiko infeksi.

Menurut sebuah studi tahun 2010, minyak kelapa murni dapat membantu luka pada tikus sembuh lebih cepat daripada yang tidak menggunakan minyak.

Kamu dapat mengoleskan minyak kelapa pada luka sebagai penghalang untuk membantu mengurangi risiko infeksi menyebar.

7. Tea tree oil

Tea tree oil merupakan antibakteri alami yang membuatnya menjadi penyembuh luka yang efektif. Menurut sebuah studi, tea tree oil dapat membantu menyembuhkan luka yang disebabkan oleh bakteri.

Sembilan dari 10 orang yang menggunakan tea tree oil untuk merawat luka menunjukkan penurunan waktu penyembuhan dibandingkan dengan pengobatan konvensional saja.

Cara menggunakannya, encerkan minyak esensial tea tree oil dengan minyak pembawa atau salep dan oleskan sesuai kebutuhan sepanjang hari. Namun, tea tree oil tidak dapat digunakan untuk luka bakar.

Mengoleskan bahan-bahan alami di atas untuk luka kecil dengan nanah akan membantunya cepat kering dan sembuh. Setelah luka kering, jangan memencet nanah karena ini bisa menyebabkan luka terinfeksi kembali.

Juga, perlu diketahui bahwa tidak semua luka bernanah dapat diatasi sendiri. Luka yang besar, seperti luka pascaoperasi, luka bakar, luka tusuk benda tajam, dan luka yang sekiranya parah perlu diperiksa oleh dokter. Nantinya, dokter akan meresepkan antibiotik topikal dan obat lain serta memberikan arahan mengenai perawatan luka secara benar.

Referensi

Pereira, Rúben F., and Paulo J. Bártolo. “Traditional Therapies for Skin Wound Healing.” Advances in Wound Care 5, no. 5 (January 31, 2014): 208–29.
Ibrahim, Nurul, Sok Wong, Isa Mohamed, et al. “Wound Healing Properties of Selected Natural Products.” International Journal of Environmental Research and Public Health 15, no. 11 (October 25, 2018): 2360.
Pereira RF, Bártolo PJ. "Traditional Therapies for Skin Wound Healing." Adv Wound Care (New Rochelle). 2016 May 1;5(5):208-229.
Mori, Hiroko-Miyuki, Hiroshi Kawanami, et al. “Wound Healing Potential of Lavender Oil by Acceleration of Granulation and Wound Contraction through Induction of TGF-β in a Rat Model.” BMC Complementary and Alternative Medicine 16, no. 1 (May 26, 2016).
Nevin, K.G., and T. Rajamohan. “Effect of Topical Application of Virgin Coconut Oil on Skin Components and Antioxidant Status during Dermal Wound Healing in Young Rats.” Skin Pharmacology and Physiology 23, no. 6 (January 1, 2010): 290–97.
Chin, Karen B., and Barbara Cordell. “The Effect of Tea Tree Oil (Melaleuca alternifolia) on Wound Healing Using a Dressing Model.” The Journal of Alternative and Complementary Medicine 19, no. 12 (July 13, 2013): 942–45.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Developer
Nurulia R F
3+
Developer
EditorDeveloper
Follow Us